TEMPO.CO, Jakarta - Rusia telah menuduh duta besar Inggris, Amerika Serikat dan Kanada mencampuri urusan dalam negerinya setelah mereka mengutuk hukuman pengkhianatan dari seorang politisi oposisi terkemuka dan memperingatkan mereka bahwa mereka berisiko diusir di masa depan.
Pengadilan Moskow, Senin, memenjarakan pengkritik Kremlin Vladimir Kara-Murza - yang memegang paspor Rusia dan Inggris - selama 25 tahun setelah memvonisnya melakukan pengkhianatan dalam persidangan yang dia dan Barat katakan bermotivasi politik. Itu adalah hukuman terberat dari jenisnya sejak Rusia menginvasi Ukraina.
Kara-Murza, 41, selama bertahun-tahun berhasil melobi pemerintahan-pemerintahan Barat untuk memberlakukan sanksi-sanksi untuk Rusia dan individu-individu Rusia untuk dugaan pelanggaran HAM (hak asasi manusia).
Ia juga mengutuk apa yang disebut Moskow “operasi militer khusus” di Ukraina.
Duta besar-duta besar Inggris, Amerika Serikat dan Kanada tampil bersama di depan kamera-kamera TV di tangga pengadilan Moskow setelah vonisnya untuk mengutuk keputusan itu dan menuntut pembebasannya.
Duta besar Inggris Deborah Bronnert menyampaikan pidatonya dalam bahasa Rusia sehingga saluran-saluran televisi Rusia berpotensi menyiarkannya.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan perilaku diplomat itu tidak dapat diterima.
"Ini campur tangan langsung dalam urusan dalam negeri Rusia," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova, menyebut langkah itu sebagai upaya untuk menekan peradilan Rusia.
Merujuk apa yang dia katakan sebagai pelanggaran hak asasi manusia di tiga negara Barat yang relevan, Zakharova mengatakan untuk saat ini menuntut pembebasan seseorang yang ia sebut sebagai “agen pengaruh” yang dibiayai Barat adalah hal yang sinis bagi negara-negara tersebut.
“Upaya-upaya untuk menekan pemerintahan Rusia dan peradilannya yang independen akan untuk gagal. Pengkhianat ... yang dipuji di Barat akan mendapatkan apa yang pantas mereka terima," kata Zakharova.