Obat-obatan menjadi lebih murah dan lebih mudah diakses karena media sosial dan peningkatan perjalanan ke luar negeri, kata Choi.
"Di Seoul, Anda bisa mendapatkan apa yang Anda inginkan dalam waktu 30 menit melalui media sosial."
Jumlah orang yang dihukum karena kejahatan narkoba melonjak hingga lebih dari 16.000 pada 2021, dari sekitar 12.000 pada 2015, menurut Kantor Kejaksaan Agung. Hampir 60% dari mereka yang dihukum karena kejahatan narkoba pada 2021 berusia 39 atau lebih muda, sementara jumlah pelaku remaja melonjak 44% pada 2021 dari 2020.
Volume obat-obatan terlarang yang disita meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi rekor 1,3 ton (2.870 lb) pada 2021, sebagian karena investigasi multinasional terhadap jaringan penyelundupan, data dari kantor kejaksaan juga menunjukkan.
Presiden Yoon Suk Yeol, yang menyesalkan bahwa negara itu tidak lagi "bebas narkoba", pekan lalu memerintahkan langkah-langkah yang lebih keras untuk membasmi penyelundup dan menyita keuntungan narkoba.
Sementara itu, pecandu yang berusaha berhenti dibiarkan mencari pertolongan sendiri.
Putus asa untuk menghindari sabu, Lee Dong-jae, 23, berhasil menemukan Choi tahun lalu. Choi menawarkan konseling dan perumahan gratis di pusat rehabilitasinya dan juga memberi Lee pekerjaan di restoran istrinya.
"Saya tidak pernah memiliki pekerjaan atau kehidupan sehari-hari seperti ini sejak menggunakan narkoba, tetapi sekarang saya merasa perlahan-lahan memulihkan sisi hidup dan positif saya," kata Lee.
REUTERS
Pilihan Editor: ASEAN Kutuk Keras Serangan Junta Militer ke Wilayah Sagaing Myanmar