TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari setahun memasuki invasi Rusia berskala penuh, Aleks, seorang penerjemah yang tidak memiliki pengalaman militer sebelumnya, bergerak maju melalui hutan dengan mengangkat senapan, berlatih untuk menyergap pasukan musuh di salah satu unit militer terbaru Ukraina.
Border of Steel (Perbatasan Baja) adalah salah satu dari delapan brigade badai baru dengan total 40.000 tentara yang ingin digunakan Ukraina selama serangan balasan terhadap penjajah Rusia dalam beberapa minggu atau bulan mendatang.
"Saya ingin perang berakhir secepat mungkin dan saya berharap brigade penyerang akan mewujudkannya jauh lebih cepat," kata Aleks kepada Reuters di fasilitas pelatihan di sebuah lokasi rahasia di Ukraina.
Dia menolak untuk memberikan nama keluarganya untuk alasan keamanan.
Unit-unit tersebut hasil dari kampanye perekrutan yang agresif di media sosial dan papan reklame dengan tujuan menarik sukarelawan yang bermotivasi tinggi.
Dorongan itu muncul karena Kyiv mungkin menghadapi tantangan yang semakin besar dalam merekrut pasukan baru. Pasukan-pasukannya telah bertahan dari serangan Rusia selama berbulan-bulan di kota-kota seperti Bakhmut di timur, tempat ribuan tentara tewas. Kyiv tidak mengungkapkan kerugian militernya.
Brigade-brigade baru ini, yang dirancang oleh Kementerian Dalam Negeri, akan berjuang bersama unit tentara reguler yang didukung oleh tank tempur Barat baru dan ribuan tentara baru yang dilatih oleh tentara sekutu di luar Ukraina.
Brigade-brigade itu memiliki nama-nama yang menarik: Hurricane, Spartan, Chervona Kalyna, Frontier, Rage, Azov dan Kara Dag, sebuah gunung di Krimea.
Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko mengatakan kepada Reuters bahwa dia percaya Ukraina masih memiliki potensi mobilisasi yang cukup besar dan rekrutannya termasuk wanita, orang yang tidak memiliki pengalaman militer dan mantan perwira polisi dan prajurit.
Banyak yang mengandalkan serangan balik untuk Kyiv.
Ukraina memukul mundur pasukan Rusia dari Kyiv tahun lalu sebelum membebaskan wilayah timur laut dan wilayah selatan Kherson. Tetapi pasukan Rusia masih menduduki wilayah timur, selatan yang penting secara strategis, dan semenanjung Krimea.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina ingin setiap jengkal tanahnya kembali dari Moskow, yang secara sepihak menyatakan lima wilayah Ukraina menjadi bagian dari Rusia meskipun tidak menguasai semuanya.
"Bagi mereka, tujuannya adalah untuk membebaskan Ukraina," kata Klymenko tentang para rekrutan selama wawancara di Kyiv. "Kami sedang menulis sejarah besar negara kami selama beberapa dekade mendatang."