TEMPO.CO, Jakarta - Toko-toko yang menjual karangan bunga mawar merah di Afghanistan, mengeluh sepinya pembeli pada perayaan Hari Valentine. Mawar-mawar yang cantik dibiarkan layu dan balon-balon tak laku, yang dibiarkan teronggok di toko.
Selasa, 14 Februari 2023, Taliban melarang perayaan Hari Valentine di Afghanistan. Selama ini Hari Valentine tidak pernah dirayakan secara luas di Afghanistan. Meski demikian beberapa penduduk kaya di Kabul, ibu kota Afghanistan menggelar tradisi untuk menandai hari kekasih dalam beberapa tahun terakhir.
Di Flower Street yang terkenal di Kabul, toko-toko penuh dengan karangan bunga berbentuk hati dan boneka binatang berwarna merah. Namun toko itu sepi pelanggan.
Di jendela salah satu outlet, terdapat poster yang diteken oleh Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan. Poster itu berisi peringatan kepada pembeli. "Hindari merayakan hari kekasih!"
Poster itu mengatakan Hari Valentine tidak Islami dan bukan bagian dari budaya Afghanistan. "Hari Valentine adalah slogan orang-orang kafir. Merayakan hari kekasih menunjukkan simpati kepada Paus Kristen," menurut tulisan dalam poster tersebut.
Petugas pemerintah berpatroli di daerah itu dengan seragam putih. Mereka diikuti oleh pengawal bersenjata. "(Otoritas Taliban) menerbitkan dan mendistribusikan pesanan mereka ke setiap toko," kata Omar, salah satu pemilik toko bunga.
"Saya rasa saya tidak bisa menjual bunga ini hari ini, orang tidak membeli," katanya. "Anda bisa melihat, tak ada pelanggan yang datang. Situasinya sangat buruk."
Pasangan muda diam-diam membeli bunga dan segera meninggalkan toko ketika melihat patroli polisi moralitas. "Situasinya telah berubah. Kami tidak bisa merayakannya seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Zahrah, seorang pembeli yang telah menikah selama tujuh tahun. "Tapi kami merayakannya. Ada beberapa batasan. Situasinya tidak bagus, tapi kami merayakannya di rumah."
Wakil kementerian tidak dapat dihubungi untuk mengomentari sifat sebenarnya dari larangan tersebut. Otoritas Taliban telah mengeluarkan berbagai pembatasan kehidupan sosial sejak berkuasa kembali di Afghanistan pada Agustus 2021.
Musik, aplikasi media sosial, dan video game semuanya berada di bawah pengawasan pemerintah ultra-konservatif. Pihak berwenang secara khusus menindak wanita Afghanistan, dan menekan mereka dari kehidupan publik.
FRANCE 24
Pilihan Editor: Kate Middleton Tak Berharap Diberi Mawar Merah oleh Pangeran William di Hari Valentine