TEMPO.CO, Jakarta - Aul Ibnu adalah salah satu WNI yang ikut dalam evakuasi korban gempa Turki. Ia menceritakan upaya penyelamatan korban gempa dahsyat yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin pekan lalu.
Satu pekan setelah gempa Turki, tim pencarian yang diikutinya di Hatay mendengar suara korban selamat di balik reruntuhan gedung. Pada Senin, 13 Februari 2023, Ibnu sebagai bagian dari Solidaritas Insan Peduli terlebih dahulu mengikuti kegiatan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) lembaga kemanusiaan IHH Turki, dari pagi sampai malam di pusat kota Hatay.
Ketika selesai bertugas, tim SAR mendengar ada suara dari bangunan yang rubuh. “Di hari ke-8 Masya Allah masih bertahan di dalam reruntuhan. Kalau dilihat gedungnya susah yah liat ada yang bertahan, tapi masih ada suara,” kata Ibnu saat dihubungi oleh Tempo, Selasa, 14 Februari 2023.
Ibnu menyebutkan suasana penyelamatan tadi malam cukup membuat bulu kuduknya berdiri. Di saat 90 persen gedung dan bangunan di wilayah itu hancur, tim dalam pencariannya hanya bisa merayap atau duduk saat mendengar suara korban selamat.
“Mereka kan pakai bahasa Turki kan, jadi kita hanya tahu yang dibalas itu bersuara, dan tim penyelamatnya bilang Allahu Akbar, baru tahu ada yang hidup,” kata Ibnu.
Sayangnya, menurut Ibnu, upaya tim penyelamat malam itu tidak membuahkan hasil sampai pukul 23 waktu setempat. Korban selamat itu belum bisa ditemukan. Pencarian akan terus dilakukan di pagi hari.
Dalam misi di sektor Adnan Menderes kemarin itu, tim yang diikuti Ibnu telah menemukan dan mengangkat 20 jenazah dari lokasi sekitar gempa Turki. Sebagian besar dari mereka masih berpakaian tidur, sebab gempa terjadi pada pukul 4 pagi.