Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

12 Tahun Kabur dari Perang, Keluarga Palestina Tewas Jadi Korban Gempa Turki

Reporter

image-gnews
Seorang pria berdiri di antara kuburan masal korban gempa bumi di Kahramanmaras, Turki 9 Februari 2023. REUTERS/Suhaib Salem
Seorang pria berdiri di antara kuburan masal korban gempa bumi di Kahramanmaras, Turki 9 Februari 2023. REUTERS/Suhaib Salem
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Abdel-Karim Abu Jalhoum dan istrinya Fatima serta empat anak mereka, lolos dari perang di Gaza dengan pindah ke Turki. Namun nyawa mereka melayang akibat gempa Turki

Keluarga Abu Jalhoum termasuk di antara 70 warga Palestina yang tewas dalam gempa kuat di Turki selatan, menurut pejabat Palestina. Mereka berhasil dikenali dari foto yang menunjukkan keluarga ini terkubur di bawah reruntuhan.

Dua belas tahun yang lalu, Abdel-Karim Abu Jalhoum melarikan diri dari perang dan kemiskinan di wilayah Palestina yang terkepung di Gaza. Mereka pun pindah ke Turki. Namun gempa besar yang terjadi di Turki dan Suriah pada Senin lalu, menewaskan Abu Jalhoum dan seluruh keluarganya.

"Saudaraku pergi ke Turki untuk mencari kehidupan yang lebih baik jauh dari perang dan blokade di sini di Gaza," kata saudara laki-laki Abu Jalhoum, Ramzy, 43 tahun, kepada kantor berita Reuters. Kerabat dan tetangga masuk ke rumah keluarga di kota Beit Lahiya di Jalur Gaza utara pada Rabu lalu untuk memberikan penghormatan.

"Kami kehilangan keluarga. Seluruh keluarga dihapus dari catatan catatan sipil," katanya.

Abu Jalhoum telah bekerja sebagai sopir taksi di Gaza, namun ia berjuang untuk menghidupi keluarganya dengan pindah ke Turki pada 2010. Di sana, dia bekerja di sebuah pabrik kayu di Antakya. Fatima serta anak-anak mereka lalu menyusul Abu Jalhoum.

Di Antakya, hidup menjanjikan bagi pria berusia 50 tahun ini serta Fatima 33 tahun dan anak-anak mereka, Noura, 16, Bara, 11, Kenzi, 9 dan Mohammad, 3 tahun. Enam bulan lalu, mereka pindah ke apartemen baru.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa jam setelah gempa, keluarga besar berusaha mati-matian untuk melakukan kontak, memanggil semua orang yang dapat memberikan informasi apapun. Pada Selasa, keluarga itu bisa dikenali berbekal sebuah foto yang memperlihatkan mereka terkubur di bawah reruntuhan, sudah tak bernyawa. Dalam gambar itu, Abu Jalhoum terlihat memeluk anak-anaknya, tampaknya berusaha melindungi mereka dengan tubuhnya sendiri saat rumah runtuh menimpa mereka.

Tidak ada angka pasti berapa banyak orang Palestina yang tinggal di Turki. Dalam beberapa tahun terakhir banyak penduduk Gaza, yang pindah ke Turki. Mereka melarikan diri dari wilayah padat penduduk yang dilanda perang sehingga membuat ekonomi hancur.

Selain Turki, badan bantuan PBB UNRWA memperkirakan sekitar 438.000 pengungsi Palestina tinggal di Suriah. Otoritas Palestina, yang memiliki aturan terbatas di Tepi Barat yang diduduki Israel, mengatakan telah mengirim misi penyelamatan ke daerah yang terkena dampak.

Di rumah keluarga di Beit Lahiya, ibu Abu Jalhoum, Wedad, berdoa agar jenazah mereka dapat dikembalikan ke rumah untuk dimakamkan. "Saya tidak melihat putra saya, atau anak-anaknya selama 12 tahun," kata Wedad. Ia menangis, berpakaian hitam dan dikelilingi tetangga. "Saya ingin anak-anak saya, saya ingin melihat mereka dan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka." 

REUTERS | TRT WORLD 

Baca: Cerita Korban Gempa Turki, Mohon pada Tuhan Agar Anaknya Selamat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

43 menit lalu

Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional Karim Khan di Den Haag, Belanda, 12 Oktober 2023. REUTERS/Piroschka van de Wouw
Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.


Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 jam lalu

Suasana pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang konflik antara Israel dan Hamas di markas besar PBB di New York, AS, 16 Oktober 2023. REUTERS/Andrew Kelly
Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.


Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

6 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.


Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

7 jam lalu

Dr. Adnan Al-Bursh. Istimewa
Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.


Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

8 jam lalu

Seorang pejabat meluncur ke bawah tali saat penggerebekan helikopter terhadap kapal MSC Aries di laut dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video media sosial yang dirilis pada 13 April 2024. Video diperoleh Reuters/via REUTERS
Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.


Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

8 jam lalu

Sejumlah ultra Ortodoks berada di rudal balistik sebelum dievakuasi dari lokasi ditemukannya di gurun usai serangan rudal dan drone besar-besaran oleh Iran terhadap Israel, dekat kota selatan Israel. Arad, Israel 26 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.


Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

9 jam lalu

Warga menaruh bunga mawar di atas sejumlah foto jurnalis Gaza, Palestina yang tewas saat bertugas pada aksi damai di Solo, Jawa Tengah, Ahad, 17 Desember 2023. Aksi tersebut sebagai wujud solidaritas warga terhadap jurnalis yang tewas akibat serangan Israel di Gaza, Palestina, selain juga meminta para pemimpin dunia agar mendesak Israel menghentikan perang guna melindungi keselamatan warga sipil Palestina. ANTARA/Maulana Surya
Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.


PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

9 jam lalu

Anak-anak Palestina bermain di tengah reruntuhan taman yang hancur akibat serangan militer Israel, saat Idul Fitri, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza 11 April 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980


Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

10 jam lalu

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina. ANTARA FOTO/AACC2015
Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina


PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

11 jam lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.