TEMPO.CO, Jakarta - Israel sedang mempertimbangkan untuk mengirim sistem pertahanan udara ke Ukraina, termasuk sistem Iron Dome yang selama ini diandalkan menangkis serangan roket Hamas.
"Yah, saya pasti sedang memikirkannya," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam wawancara dengan CNN, Rabu, 1 Februari 2023, ketika ditanya apakah Israel dapat mengirim sistem pertahanan udara ke Ukraina.
Dia juga membenarkan bahwa Amerika Serikat telah memindahkan stok amunisi artileri dari wilayah Israel ke Ukraina. "Amerika Serikat mengambil sebagian besar amunisi Israel dan mengirimkannya ke Ukraina," katanya.
Netanyahu menambahkan bahwa negaranya juga membantu Ukraina dengan mencegah produksi senjata di Iran. "Saya tidak akan merinci, tetapi Israel bertindak dengan cara tertentu melawan produksi senjata Iran yang digunakan melawan Ukraina," katanya.
Dalam laporan Reuters, militer Ukraina akan menghabiskan hampir $550 juta untuk drone pada tahun 2023, dan 16 kesepakatan pasokan telah ditandatangani dengan produsen Ukraina, kata Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov.
Baik pasukan Ukraina dan Rusia telah menggunakan beragam Kendaraan Udara Tak Berawak (UAV), umumnya dikenal sebagai drone, untuk tujuan pengintaian dan penyerangan selama 11 bulan perang.
“Pada 2023, kami meningkatkan pengadaan UAV untuk Angkatan Bersenjata Ukraina,” tulis Reznikov di Facebook. "Kami berencana mengalokasikan sekitar 20 miliar hryvnia ($547,05 juta) untuk segmen ini."
Ukraina telah menerima pasokan UAV yang signifikan dari mitranya, mulai dari Bayraktar TB2 yang dilengkapi rudal Turki hingga drone pengintai Black Hornet buatan Norwegia, yang beratnya kurang dari 33 gram.
Kyiv sekarang berusaha untuk meningkatkan produksi dalam negeri untuk membangun apa yang disebut pejabat sebagai "pasukan drone". “Kemandirian kompleks industri militer merupakan salah satu faktor kemampuan pertahanan negara,” kata Reznikov.
REUTERS, UKRINFORM, CNN