“Publik berkepentingan mendengar secara langsung dari calon-calon jabatan politik,” kata Jaffer. "Lebih baik jika platform-platform media sosial melakukan kesalahan dengan membiarkan pembicaraan-pembicaraan, bahkan jika pembicaraan itu ofensif atau salah, sehingga dapat ditegur oleh pengguna lain atau lembaga lain.”
Keputusan untuk melarang Trump adalah keputusan yang mempolarisasi bagi Meta, perusahaan media sosial terbesar di dunia, yang sebelum penangguhan Trump tak pernah memblokir akun kepala negara berkuasa karena melanggar aturan-aturan kontennya.
Apakah dan bagaimana Trump akan menggunakan kesempatan untuk kembali ke Facebook atau Instagram masih belum jelas. Trump belum mengirim satu cuitan pun sejak memperoleh kembali akun Twitter-nya, dengan mengatakan ia lebih suka menggunakan aplikasinya sendiri, yaitu Truth Social. Tetapi juru bicara kampanyenya mengatakan kepada Fox News Digital pekan lalu bahwa kembali ke Facebook “akan menjadi perangkat penting untuk kempanye 2024 dalam menjangkau para pemilih.”
Baca Juga: Mantan Komandan Grup Wagner Dibebaskan Polisi Norwegia
REUTERS