TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Spanyol telah menangkap seorang pria berusia 74 tahun yang diduga sebagai pengirim bom surat yang dikirim pada akhir 2022 ke beberapa institusi dan kedutaan besar di Spanyol, stasiun TV La Sexta melaporkan pada Rabu 25 Januari 2023.
Baca juga: Kepolisian Spanyol Investigasi Pengirim Teror Bom Surat
Pria warga negara Spanyol itu mengirim bom surat ke sejumlah target termasuk Perdana Menteri Pedro Sanchez, kedutaan Ukraina di Madrid, kantor pemerintah, perusahaan satelit Uni Eropa, dan kedutaan AS antara 24 November dan 2 Desember lalu.
Seorang juru bicara Policía Nacional mengatakan pria itu ditangkap di Kota Miranda del Ebro di Spanyol utara. Namun, dia tidak bisa memastikan kapan penangkapan itu terjadi dan tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Pengadilan pidana tertinggi Spanyol, Audiencia Nacional, sedang menyelidiki kasus tersebut, dan para ahli telah memeriksa amplop untuk perbandingan DNA dan tulisan tangan.
Spanyol meningkatkan keamanan di gedung-gedung pemerintah dan kedutaan pada Desember setelah enam perangkat dikirim ke sasaran yang juga termasuk menteri pertahanan, sebuah pangkalan udara di dekat Madrid, dan sebuah perusahaan senjata yang memproduksi peluncur roket C90 yang telah disumbangkan ke Ukraina.
Bom surat kedutaan Ukraina meledak ketika dibuka oleh seorang karyawan pada 30 November, menyebabkan luka ringan di tangan pekerja tersebut. Insiden ini membuat Ukraina memperingatkan para diplomatnya untuk meningkatkan tindakan pencegahan keamanan mereka.
Bom surat kedua, ditemukan beberapa jam kemudian di Instalaza, sebuah perusahaan senjata di Zaragoza yang memproduksi peluncur roket C90, telah dinonaktifkan oleh petugas penjinak bom.
Pada dini hari 1 Desember, polisi dipanggil ke pusat satelit Uni Eropa di pangkalan udara Torrejón de Ardoz setelah sistem keamanan mendeteksi paket yang mencurigakan.
Kemudian pada hari yang sama, terungkap bahwa surat yang berisi "bahan piroteknik" dan ditujukan kepada perdana menteri, Pedro Sánchez, telah dicegat pada 24 November di Istana Moncloa, kediaman resminya.
Tak lama kemudian, kementerian pertahanan mengatakan sebuah paket mencurigakan telah terdeteksi pada pukul 09.00, mendorong panggilan ke petugas penjinak bom. Paket itu ditujukan kepada menteri pertahanan, Margarita Robles. Perangkat lain dalam amplop serupa ditemukan di kedutaan AS pada pukul 12.30 siang pada 1 Desember dan "dilumpuhkan" oleh polisi, menurut kementerian dalam negeri.
Kementerian tersebut mengatakan penemuan paket Istana Moncloa telah mendorongnya untuk segera memerintahkan pengetatan keamanan di gedung-gedung publik, terutama untuk pemeriksaan pos.
Setelah penemuan paket pertama, Dmytro Kuleba, menteri luar negeri Ukraina, mendesak semua kedutaan Ukraina untuk memperketat langkah-langkah keamanan mereka. Menteri mengatakan siapa pun yang bertanggung jawab "tidak akan berhasil mengintimidasi diplomat Ukraina atau menghentikan pekerjaan sehari-hari mereka untuk memperkuat Ukraina dan melawan agresi Rusia".
Kedutaan Rusia di Madrid mengeluarkan pernyataan pada 1 Desember yang mengungkapkan "kecaman total [terhadap] setiap ancaman atau tindakan teroris - terutama yang diarahkan pada misi diplomatik".
Penangkapan itu terjadi setelah New York Times melaporkan pada Minggu bahwa perwira intelijen militer Rusia telah mengarahkan rekan-rekan dari kelompok militan supremasi kulit putih yang berbasis di Rusia untuk melakukan kampanye di Spanyol.
Para pejabat AS mengatakan kepada surat kabar itu bahwa para perwira Rusia yang mengarahkan kampanye tersebut tampaknya berniat untuk "membuat pemerintah Eropa lengah" dan "mungkin sedang menguji kelompok-kelompok proksi jika Moskow memutuskan untuk meningkatkan konflik".
Baca juga: Teror Bom Surat di Spanyol Meluas, Terakhir Kedutaan AS Jadi Sasaran
REUTERS | FRANCE24