TEMPO.CO, Jakarta - Tahanan Palestina, Maher Younis, telah dibebaskan setelah menjalani empat dekade di penjara Israel. Dia adalah orang terlama kedua yang dipenjara oleh Israel.
Baca juga: Indonesia Desak PBB Beri Solusi Konkret untuk Palestina
Maher, 65 tahun, dibebaskan dari penjara Eshel dekat Beer Sabe' (Beer Sheva) di Israel selatan sebelum pukul 7 pagi waktu setempat pada Kamis, 19 Januari 2023.
Mahar ditangkap pada 1983 dan dihukum bersama sepupunya, Karim Younis. Dia dituduh oleh pengadilan Israel membunuh seorang tentara Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel di Suriah pada 1980.
Karim adalah tahanan Palestina terlama yang ditangkap, ditangkap lebih awal dari Maher. Dia dibebaskan dua minggu lalu. Sepupu itu berasal dari desa Palestina Ara di Israel, tempat banyak kerabat dan teman menyambut Maher pada Kamis.
Setelah dibebaskan, Maher mengunjungi makam ayahnya, yang meninggal pada 2008. Ibunya menghujani dia dengan kelopak bunga ketika dia tiba di rumahnya, di mana dia ditangkap pada usia 25 tahun.
Kepada Al Jazeera, sang bunda mengatakan, sebelum kedatangan putranya mengatakan bahwa dia tidak akan menangis. Akan tetapi akan menghabiskan setiap saat untuk merayakannya.
Maher dan Karim awalnya dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung. Hukuman mereka diubah menjadi penjara seumur hidup, yang kemudian diringankan menjadi 40 tahun pada 2011.
Lusinan polisi Israel telah memperingatkan orang-orang di Ara agar tidak mengadakan perayaan apa pun selama berhari-hari sebelum pembebasannya. Aparat Tel Aviv mengepung rumah tersebut pada Kamis pagi.
Menurut perintah baru yang dikeluarkan oleh Itamar Ben-Gvir, bendera Palestina tidak diizinkan dikibarkan di depan umum. Ben-Gvir baru-baru ini ditunjuk sebagai Menteri Keamanan Nasional di bawah pemerintahan sayap kanan baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Sementara sebagian besar tahanan Palestina di penjara Israel berasal dari Tepi Barat yang diduduki, sepupu Younis adalah warga Palestina dari Israel.
Para menteri di pemerintahan baru Israel telah mendorong tindakan yang lebih keras terhadap warga Palestina di Israel dan di Yerusalem Timur yang diduduki, seperti pencabutan tempat tinggal dan kewarganegaraan. Israel menanggapi serangan warga Palestina melakukan serangan yang menewaskan warga Yahudi Israel.
Perdebatan sengit terjadi minggu lalu tentang masalah ini ketika seorang menteri sayap kanan mengatakan dia "lebih memilih pembunuh Yahudi daripada pembunuh Arab".
Sekitar 4.700 warga Palestina ditahan di penjara Israel, termasuk 150 anak-anak dan 835 orang yang ditahan tanpa pengadilan atau dakwaan.
Baca juga: Tentara Israel Menembak 2 Warga Palestina
AL JAZEERA