TEMPO.CO, Jakarta -Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengingat kembali lika-liku kehidupannya di masa lalu saat dijamu oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Bogor pada Senin, 9 Januari 2022. Anwar, yang pernah dipenjara di tengah pertentangan politik Negeri Jiran beberapa tahun silam, mengenang dukungan dari Indonesia.
Baca juga: Jokowi Sopiri Anwar Ibrahim Keliling Kebun Raya Bogor
"Terlalu ramai teman-teman di sini yang membantu. Ini juga agak personal Bapak Presiden. Semasa kita agak sukar, hidup dalam keadaan terombang-ambing derita itu, Indonesia itu menyambut kita sebagai sahabat sejati," kata Anwar saat menyampaikan pernyataan pers di Istana Bogor.
Ketika Anwar harus menjalani hukuman penjara yang lama karena tuduhan korupsi dan sodomi, banyak timpalannya dari Indonesia, baik dari politikus senior, pelaku bisnis, hingga aktivis memberikan dukungan moral.
Anwar menjadi perdana menteri ke-10 Malaysia setelah memimpin koalisi Pakatan Harapan meraih jumlah kursi parlemen terbanyak dalam pemilihan umum Malaysia tahun lalu, meski tidak cukup untuk membentuk pemerintahan. Dia kemudian membawa partai lain, termasuk mantan partainya Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).
Anwar mengatakan kunjungannya ke Indonesia bukan kunjungan diplomatik biasa. "Saya agak sentimentil sedikit dan Bapak Presiden tahu bahwa Indonesia ini ada tempat yang khusus di hati sanubari saya," katanya kepada Jokowi.
Di sela lawatan Anwar ke Indonesia, sektor bisnis Malaysia menyerahkan 11 Letter of Interest (LOI) kepada otorita IKN yang bergerak di bidang elektronik, kesehatan, pengelolaan limbah, konstruksi dan properti.
Selain itu, juga terdapat sejumlah MOU di bidang perkapalan, pembiayaan ekspor impor, energi hijau, pengembangan industri baterai dan lain-lainnya juga sudah ditandatangani. Potensi dari kesepakatan bisnis RI dan Malaysia itu berpotensi RM1.66 miliar atau setara Rp4,11 triliun.
Kedua pemimpin juga membahas perlunya menyelesaikan dialog sengketa perbatasan negara dan penguatan perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia. Selain itu Anwar dan Jokowi juga membahas isu regional seperti krisis Myanmar.
"Saya yakin di bawah kepemimpinan Pak Anwar kerjasama Indonesia dan Malaysia akan semakin kuat," kata Jokowi.
Pada 2021, Indonesia adalah mitra dagang global terbesar ke-7 Malaysia dan ke-3 di ASEAN dengan nilai perdagangan RM95,31 miliar atau sekitar Rp 337,806 triliun.
Untuk periode Januari-November 2022, Indonesia merupakan mitra dagang terbesar ke-6 Malaysia secara global, dan mitra dagang terbesar ke-2 di ASEAN dengan total perdagangan meningkat sebesar 41,7 persen senilai RM120,26 miliar atau sekitar Rp 427.442 triliun.
Baca juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim dan Jokowi Bertemu Pagi Ini di Istana Bogor
DANIEL A. FAJRI