TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei yang dilakukan perusahaan konsultasi KPMG memperlihatkan warga Inggris berencana mengurangi anggaran belanja untuk hal-hal yang tidak penting pada tahun ini. Hal itu dilakukan di tengah waswas krisis naiknya biaya hidup.
KPMG mengungkap sekitar dua per tiga dari 3 ribu konsumen asal Inggris yang mengikuti survei ini mengaku bersiap mengurangi anggraan makan di luar, liburan dan hal kurang mendesak lainnya karena tingginya inflasi yang sudah masuk tahun keempat.
Baca juga: Harga Mobil Listrik Tinggi, Begini Ramalan CEO Stellantis Carlos Tavares
Pekerja menyiapkan daging untuk dijual di Pasar Smithfield, London, Inggris, 15 November 2021. Pasar Smithfield yang merupakan pasar daging grosir terbesar di Inggris. REUTERS/Hannah McKay
Sektor rumah tangga di Inggris mencemaskan harga-harga kebutuhan pokok seperti makanan, energi, bahan bakar, biaya sewa atau cicilan rumah. Sebanyak satu pertiga responden berencana membeli lebih sedikit barang-barang dan menggunakan lebih banyak barang buatan sendiri dan produk bernilai tinggi pada 2023.
Area yang paling banyak akan dihemat adalah rekreasi contohnya makan di luar, di mana ada 46 persen responden yang akan berhemat di sektor ini. Area hemat lainnya adalah membeli baju dan membeli makanan di restoran untuk dibungkus dan makan di rumah.
“Konsumen sekarang sangat berubah soal bagaimana mereka berbelanja demi menghemat uang mereka, di antaranya dengan membeli ke toko yang lebih murah, membeli barang yang sedang promosi atau lebih bernilai tinggi (qualitas). Mereka juga menghapus agenda makan di luar,” kata Kepala bidang pasar konsumen, retail dan rekreasi di KPMG, Linda Ellett.
Dampak dari krisis naiknya biaya hidup pada kelompok rentan memperlihatkan 1 dari 10 orang dewasa di Inggris tak punya uang tabungan. Dari mereka yang punya tabungan, sebanyak 43 persen mengaku menggunakannya untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan pokok.
Survei mengungkap pula 1 dari 10 orang di Inggris waswas dengan tagihan listrik setelah April 2023 atau saat Pemerintah Inggris mengurangi jumlah uang atau bantuan langsung tunai dari Pemerintah untuk sektor rumah tangga.
Sumber: RT.com
Baca juga: Tabrakan Helikopter di Australia, Dua Warga Inggris Tewas
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.