TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kota di China mengubah fungsi bilik pengujian menjadi klinik bagi pasien yang menderita demam. Ini sebagai upaya untuk mengatasi lonjakan jumlah kasus COVID-19.
Baca juga: China Berjuang Menambah Rumah Sakit Darurat karena Lonjakan COVID-19
Bilik-bilik untuk tes asam nukleat di Shenzhen, Provinsi Guangdong, dialihfungsikan menjadi ruang konsultasi bagi para pasien penderita demam.
Guna mengurangi tekanan kasus COVID-19 yang meningkat pada rumah sakit, beberapa distrik di Kota Shenzhen mengubah bilik pengujian mereka menjadi ruang konsultasi bagi pasien demam dan memberikan resep obat-obatan dasar, demikian menurut pejabat dan warga setempat.
Sementara itu, Biro Kesehatan Distrik Futian mencatat sebanyak 53 bilik telah digunakan sebagai ruang konsultasi demam. Di Distrik Bao'an, sebanyak 66 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) telah terlibat dalam proyek serupa untuk menggunakan kembali bilik pengujian yang sudah tidak terpakai.
Ruang konsultasi seluas 4 meter persegi itu dapat menampung seorang dokter dan seorang pasien dalam sekali konsultasi. Dalam ruangan itu dilengkapi peralatan disinfeksi dan sistem ventilasi.
Lokasi yang strategis memudahkan warga dengan keluhan demam untuk berobat, kata direktur salah satu puskesmas di Futian, Chen Biqin.
Orang-orang berbaris di klinik demam darurat yang didirikan di dalam stadion, di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19) di Beijing, China 19 Desember 2022. REUTERS/Alessandro Diviggiano/File Foto
Banyak bilik pengujian asam nukleat menjadi tidak terpakai setelah China mengurangi pengujian wajib. Selain ruang konsultasi, beberapa bilik juga telah dialihfungsikan menjadi ruang vaksinasi, menurut perusahaan yang menyuplai bilik tersebut di Shenzhen.
Guna menghadapi gelombang pasien demam dalam beberapa hari terakhir, sejumlah kota di China membuka lebih banyak klinik demam dan menyediakan obat-obatan.
Guangzhou, Ibu Kota Provinsi Guangdong, telah meningkatkan jumlah klinik demam di rumah-rumah sakitnya dari 114 menjadi 199 rumah sakit. Para ahli memperkirakan wabah COVID-19 di Guangzhou akan memuncak pada awal Januari 2023.
Sebelumnya, sebuah klinik darurat untuk pasien demam dengan empat ruang konsultasi mulai digunakan di Gimnasium Guang'an di Distrik Xicheng, Beijing. Klinik tersebut dilengkapi dengan apotek sementara dan gudang penyimpanan obat, yang menyediakan obat-obatan dan bahan antipiretik memadai.
Baca juga: RS Ingatkan 12 Juta Penduduk Shanghai Bisa Kena Covid-19 di Akhir Tahun
XINHUA