TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Laut Sri Lanka menyelamatkan 104 orang Rohingya yang terapung-apung di lepas pantai utara wilayahnya. Penyelamatan di tengah anggota kelompok minoritas Muslim yang terus melarikan diri dari kekerasan di Myanmar dan kesulitan di kamp-kamp pengungsi Bangladesh.
Sebuah pernyataan Angkatan Laut Sri Lanka mengatakan 104 warga negara Myanmar ditemukan di atas kapal pukat kecil yang diduga berasal dari Myanmar. Mereka sedang menuju ke Indonesia ketika mengalami masalah mesin di laut yang ganas.
Juru Bicara Angkatan Laut, Kapten Gayan Wickramasuriya, mengatakan, kapal itu pertama kali terdeteksi oleh Angkatan Laut Sri Lanka ketika berada 3,5 mil laut dari pantai. Operasi pencarian dan penyelamatan diluncurkan untuk menarik kapal itu ke pelabuhan utara pada Minggu malam, 18 Desember 2022.
"Orang-orang itu telah diserahkan ke polisi. Polisi akan menghadirkan mereka di hadapan hakim yang akan memutuskan langkah selanjutnya," kata Wickramasuriya pada Senin, 19 Desember 2022, seperti dilansir Reuters.
Banyak orang Rohingya mempertaruhkan nyawa mereka setiap tahun dengan berusaha mencapai negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Indonesia dengan kapal reyot. Jumlah mereka melonjak menyusul kondisi yang memburuk di kamp-kamp dan kudeta militer tahun lalu di Myanmar.
Wickramasuriya menyebut, 39 wanita dan 23 anak di bawah umur termasuk di antara orang-orang yang diselamatkan. Jumlah itu juga mencakup seorang pria berusia 80 tahun, seorang ibu dan dua anaknya dirawat di rumah sakit karena luka ringan.
Pada 2018, lebih dari 730.000 Muslim Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh menyusul tindakan keras militer di Myanmar, yang menurut para saksi termasuk pembunuhan massal dan pemerkosaan.
Kelompok HAM dan media telah mendokumentasikan pembunuhan warga sipil dan pembakaran desa di Myanmar. Pihak berwenang Myanmar mengatakan mereka memerangi pemberontakan dan menyangkal melakukan kekejaman sistematis.
REUTERS