TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina dijanjikan akan mendapat tambahan bantuan € 1 miliar atau setara Rp 16,6 triliun. Bantuan itu digunakan untuk menghadapi musim dingin.
Baca: Zelensky Minta Rusia Angkat Kaki pada Natal, Moskow: Ukraina Harus Terima 'Realitas' Baru
Pada Selasa, 13 Desember 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta Barat mengucurkan dana tambahan untuk membantu negara itu menahan serangan gencar Rusia terhadap jaringan energinya. Sekitar 70 negara dan organisasi internasional berkumpul di Paris untuk pertemuan yang bertujuan memungkinkan warga Ukraina melewati musim dingin tahun ini, menurut Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Dalam pesan video, Zelensky mengatakan Ukraina membutuhkan bantuan senilai sekitar 800 juta euro dalam jangka pendek untuk sektor energinya yang terpuruk. "Tentu saja jumlahnya sangat tinggi, tetapi biayanya lebih kecil daripada biaya pemadaman potensial," ujar Zelensky melalui tautan video.
Janji untuk sektor energi terdiri dari € 400 juta dari dana yang dikumpulkan pada Selasa, kata Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna. Menurut Zelensky, Ukraina membutuhkan suku cadang untuk perbaikan, generator berkapasitas tinggi, gas tambahan serta peningkatan impor listrik. “Generator telah menjadi kebutuhan seperti kendaraan lapis baja dan jaket antipeluru,” katanya.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal mengatakan 40 sampai 50 persen dari jaringan negara tidak berfungsi karena serangan Rusia. Banyak daerah di negara ini memiliki listrik hanya beberapa jam sehari.
Sebanyak 1,5 juta orang lainnya tanpa listrik di Odessa selatan selama akhir pekan setelah serangan pesawat tak berawak Rusia. "Mereka ingin menempatkan kami dalam kegelapan dan itu akan gagal, terima kasih kepada mitra kami di seluruh dunia," kata Shmygal kepada para delegasi.
Simak: Rusia Minta Kesepakatan Impor Gandum Disesuaikan
CHANNEL NEWS ASIA