TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur bagian umum Arab Saudi Ahmed al-Ohali, pada Senin, 12 Desember 2022, mengungkap Arab Saudi telah menggolontorkan dana sebesar USD 1,4 miliar (Rp 21 triliun) sebagai uang insentif untuk meningkatkan produksi di sektor militer buatan dalam negeri selama dua tahun terakhir
Al-Ohali mengatakan dari total USD 1,4 miliar uang insentif tersebut, sebanyak USD 877 juta (Rp 13.8 miliar) dialokasikan untuk penelitian dan pengembangan yang dilakukan sepanjang 2021 dan 2022. Sisa uang USD 478,6 juta (Rp 7.469 miliar) didistribusikan ke perusahaan-perusahaan di sektor militer Kerajaan Arab Saudi, termasuk Industri Militer Arab Saudi (SAMI).
Foto yang diambil pada 16 November 2015 menunjukkan seorang pilot Arab Saudi bersiap untuk menaiki jet tempur F-15 di pangkalan militer Khamis Mushayt. [PressTV]
Baca juga: Jepang Tambah Anggaran Pertahanan Rp 113 Triliun pada 2023
Dalam pidato video yang dibagikan lewat Twitter oleh kantor berita Arab Saudi (SPA), al-Ohali mengatakan sektor militer Kerajaan Arab Saudi diharapkan bisa menyumbang sekitar $25,2 miliar (Rp 398 triliun) ke PDB Arab Saudi pada tahun 2030.
CEO SAMI Walid Abukhaled mengatakan pihaknya akan fokus pada sistem pesawat tak berawak (drone), radar, dan keamanan siber pada tahun-tahun mendatang. Abukhaled berbicara dengan al-Ohali dalam sebuah forum di Riyadh pada Senin, 12 Desember 2022, atau persisnya setelah pengumuman anggaran pengeluaran militer Arab Saudi 2023.
Visi Saudi 2030 diluncurkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Perdana Menteri Kerajaan Arab Saudi pada 2016 dalam upaya mengembangkan industri lokal, termasuk di sektor militer, sehingga bisa mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi dari minyak.
“Kerajaan Arab Saudi memiliki anggaran pertahanan terbesar ketiga di dunia dan sekarang menjadi yang kesembilan berkat rasionalisasi pengeluaran,” kata Abukhaled.
Abukhaled pada 2019 lalu pernah mengatakan, Arab Saudi akan menjadi negara pengekspor peralatan militer top di dunia. SAMI, menurut dia, ingin masuk dalam kelompok 25 perusahaan militer di dunia pada tahun 2030. Arab Saudi juga akan memenuhi permintaan perlengkapan militer untuk pasar domestik dalam jumlah besar.
Abukhaled mengakui Arab Saudi tidak memiliki pengalaman dalam industri militer. Meski begitu, rancangan reformasi tentang Visi Kerajaan Arab Saudi 2030 telah memasukkan bidang ini sebagai tujuan. Abukhaled menambahkan SAMI bekerja sama dalam hal inisiatif dengan General Authority for Military Industries atau GAMI untuk memastikan bahwa industri ini berada dalam atmosfir yang tepat untuk beroperasi
Al Arabiya | Reuters | Nugroho Catur Pamungkas
Baca juga: Mike Tyson Ibadah Umrah bersama DJ Khaled, Begini Perjalanan Si Leher Beton Menjadi Mualaf
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.