TEMPO.CO, Jakarta - Jalanan kota Roma, Italia pada Sabtu, 3 Desember 2022, dipenuhi demonstran sayap-kiri, yang menuntut kenaikan upah dan mengutuk Pemerintah Italia karena memperbaharui sebuah dekrit yang mengizinkan pengiriman sejumlah senjata ke Ukraina sampai 2024.
Unjuk rasa pada Sabtu, 3 Desember 2022, di koordinir oleh serikat perdagangan USB Italia dan didukung oleh sejumlah politikus sayap kiri Italia. Unjuk rasa diikuti oleh ribuan orang yang berkumpul di Piazza della Repubblica sambil membawa spanduk bertuliskan ‘letakkan senjata, naikkan gaji’.
Baca juga:Anggota NATO Janji Kirim Senjata Lagi ke Ukraina
Large-scale protests against arms supplies to Ukraine took place in Rome.
The protest march was organized by national trade unions. The protesters are not satisfied with the economic situation in the country. The demonstrators demand higher wages. pic.twitter.com/nIZaxv4ED4
— Natalia Gabriella Dominica (@Natalia96058112) December 4, 2022
Sebelum unjuk rasa dilakukan, USB menulis kalau Pemerintahan Perdana Menteri Giorgia Meloni telah menarik Italia lebih dalam ke perang (Ukraina) yang hasilnya tak bisa diprediksi.
“Italia jelas negara yang suka berperang dan aktif dalam konflik, kendati faktanya sebagian besar warga Italia menentang perang. Akibatnya, biaya pengeluaran pemerintah untuk militer naik tajam,” tulis USB.
Italia saat ini dipimpin oleh Perdana Menteri yang baru. Pada Kamis, 30 November 2022, Perdana Menteri Meloni menerbitkan sebuah dekrit yang mengizinkan kabinet Italia terus mengirimkan senjata-senjata ke Ukraina sampai akhir 2023, tanpa meminta persetujuan secara resmi ke anggota parlemen Italia.
Meloni naik jabatan untuk menggantikan Perdana Menteri Mario Draghi. Sebelum lengser, Dragi dikenal pendukung setia Kyiv. Draghi kehilangan jabatan setelah tidak mendapat persetujuan perihal pengiriman senjata sehingga menciptakan keretakan koalisi pemerintahannya.
Publik Italia saat ini juga terpecah. Menurut jajak pendapat yang dilakukan EuroNews pada akhir bulan lalu, ada 49 persen responden yang menentang pengiriman senjata oleh Italia ke Kyiv, namun ada 38 persen responden yang mendukungnya.
Survei juga mengungkap ada 49 persen warga Italia yang yakin Ukraina perlu membuat sejumlah konsesi ke Rusia demi mempercepat upaya damai dalam konflik yang sedang berkecamuk ini. Hanya 36 persen respoden yang ingin Kyiv terus melawan.
Sumber: RT.com
Baca juga: 4 Fakta Tentang Rancangan Busana Gianni Versace
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.