TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi militer Barat, NATO, menyatakan komitmen akan membantu Ukraina memperbaiki infrastruktur energi yang rusak berat akibat pemboman Rusia. Pemimpin NATO Jens Stoltenberg menyebut Presiden Putin menggunakan musim dingin yang turun sebagai "senjata perang".
Saat para menteri luar negeri aliansi menyelesaikan pembicaraan pertama pada Selasa, 29 November 2022, Stoltenberg mengatakan Rusia menggunakan serangan rudal dan pesawat tak berawak yang brutal untuk membuat Ukraina dingin dan gelap musim dingin ini. Pertemuan NATO di Bucharest, Rumania, masih akan berlanjut pada Rabu, 30 November 2022.
Baca juga Kepala Intel Putin Bahas Nuklir dan Ukraina dengan Direktur CIA
"Presiden (Vladimir) Putin mencoba menggunakan musim dingin sebagai senjata perang untuk memaksa warga Ukraina membeku atau mengungsi. Dia mencoba mematahkan keinginan rakyat Ukraina yang pemberani dan memecah belah kita semua yang mendukung mereka," kata Stoltenberg.
Hampir setiap pekan sejak Oktober 2022, Rusia melakukan serangan rudal besar-besaran pada jaringan listrik Ukraina dan infrastruktur pemanas. Kyiv dan sekutunya kompak menyebut, itu operasi yang disengaja untuk menyakiti warga sipil, kejahatan perang. Rusia mengakui menyerang infrastruktur Ukraina tetapi menyangkal sengaja berusaha untuk menyakiti warga sipil.
Pernyataan Stoltenberg digaungkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly. Dia menuduh Putin menargetkan infrastruktur sipil dan energi "untuk mencoba dan membekukan Ukraina agar tunduk".
Menteri luar negeri NATO berjanji untuk meningkatkan dukungan politik dan praktis ke Ukraina dan mempertahankannya selama diperlukan.
"Agresi Rusia, termasuk serangannya yang terus-menerus dan tidak masuk akal terhadap infrastruktur sipil dan energi Ukraina, merampas jutaan layanan dasar manusia Ukraina," kata pernyataan bersama para menteri luar negeri NATO.
Ada Jaminan Ukraina Masuk NATO
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba yang bergabung dalam pertemuan di Bucharest menyerukan Barat supaya dapat memasok sistem pertahanan udara dan transformer untuk menumpulkan serangan Rusia. Dia menyebut unit pertahanan udara seperti patriot dan transformer adalah yang paling dibutuhkan Ukraina saat ini.
Stoltenberg mengatakan sekutu sedang mendiskusikan penyediaan unit pertahanan udara Patriot tetapi memperingatkan bahwa sistem yang dikirimkan harus efektif, dipelihara, dan dilengkapi dengan amunisi yang cukup. Dia menyebut itu merupakan "tantangan besar" tersendiri.
Amerika Serikat mengumumkan akan menyediakan USD$53 juta atau Rp829 miliar untuk membeli peralatan jaringan listrik untuk Ukraina. Kementerian Luar Negeri AS menyebut bahwa paket itu akan mencakup trafo distribusi, pemutus arus dan penahan gelombang di antara peralatan lainnya.
Para menteri luar negeri juga menegaskan kembali keputusan KTT NATO 2008 bahwa Ukraina pada akhirnya akan menjadi anggota aliansi tersebut. Namun, seperti pada 2008, tidak ada langkah atau jadwal konkret yang benar-benar dapat membawa negara tersebut lebih dekat ke NATO.
"Kami menyatakan bahwa Ukraina akan menjadi anggota, saya berharap sekutu menegaskan kembali posisi itu," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada awal pertemuan dua hari itu.
"Namun, fokus utama sekarang adalah mendukung Ukraina. Kita berada di tengah perang dan oleh karena itu kita tidak boleh melakukan apa pun yang dapat merusak persatuan sekutu untuk memberikan dukungan militer, kemanusiaan, dan keuangan ke Ukraina."
REUTERS