TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Malaysia meningkatkan kontrol keamanan di sekitar gerbang 2 Istana Negara pada Rabu, 23 November 2022. Kehadiran personel secara nasional juga telah diluncurkan, ditambah dengan pemasangan penghalang jalan.
Baca: Pemilihan PM Masih Buntu, Raja Malaysia Gelar Pertemuan Majelis Raja-Raja Besok
Seperti dilansir Astro Awani, Kepala Polisi Kuala Lumpur Azmi Abu Kassim saat dihubungi mengatakan tugas pengawasan yang lebih ketat ini untuk memastikan bahwa urusan resmi Istana Negara berjalan lancar tanpa gangguan apa pun. Istana pada hari ini sibuk dengan pemanggilan para pemimpin partai politik dan pejabat tinggi pemerintah menyusul kebuntuan politik hasil pemilu Malaysia.
Azmi mengatakan polisi juga memasang beberapa penyekatan jalan raya di kawasan yang dekat dengan Istana Negara. Kepala Polisi Brickfields ACP Amihizam Abdul Shukor mengatakan situasi saat ini di gerbang 2 Istana Negara terkendali dan bebas insiden.
Mengomentari polisi yang membawa senjata api di kompleks gerbang 2, Amihizam menyebut itu adalah prosedur operasi standar membawa senjata api untuk menegakkan ketertiban umum.
Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Abdullah dari Pahang pada Rabu, 23 November 2022, memanggil sejumlah petinggi koalisi inkumben Barisan Nasional. Langkah ini diharapkan dapat membantunya menentukan siapa yang pantas menjadi perdana menteri.
Dua kandidat terkemuka, pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dan mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin, sudah melewatkan tenggat untuk membentuk pemerintahan pada Selasa, 22 November 2022. Baik Anwar dan Muhyiddin sudah bertemu dengan raja pada hari Selasa.
Pemilu Malaysia menghasilkan parlemen menggantung karena Anwar dan Muhyiddin gagal mendapat dukungan mayoritas. Keputusan memilih perdana menteri baru sekarang sepenuhnya ada di tangan raja.
Koalisi Anwar meraih kursi terbanyak yaitu 82. Sementara kubu Muhyiddin memenangi 73 kursi. Mereka membutuhkan 112 kursi—mayoritas sederhana—untuk bisa membentuk pemerintahan.