TEMPO.CO, Jakarta -Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Abdullah dari Pahang akan menggelar pertemuan khusus dengan para penguasa Melayu atau Majelis Raja-Raja di Istana Negara, Kamis, 24 November 2022, menyusul ketidakpastian politik pasca-pemilu.
Baca juga: Pemimpin Barisan Nasional Audiensi 45 Menit dengan Raja Malaysia, Bahas Apa?
The Star pada Rabu, 23 November 2022, mewartakan, Raja Abdullah akan meminta pendapat dari timpalannya mengenai kebuntuan dalam pembentukan pemerintahan federal. Pertemuan akan dimulai pada pukul 10.30 waktu setempat dan diperkirakan akan berlangsung setidaknya tiga jam.
Sumber Istana mengatakan pertemuan khusus besok akan sangat penting. Adapun Conference of Rulers atau Majelis Raja-Raja Malaysia juga dijadwalkan digelar pada Senin, 28 November 2022.
Dua kandidat terkemuka, pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dan mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin sudah melewatkan tenggat untuk membentuk pemerintahan pada Selasa, 22 November 2022. Baik Anwar dan Muhyiddin sudah audiensi dengan raja kemarin.
Pemilu Malaysia menghasilkan parlemen menggantung sebab Anwar dan Muhyiddin gagal mendapat dukungan mayoritas. Keputusan memilih perdana menteri baru sekarang sepenuhnya ada di tangan Raja Malaysia.
Koalisi Anwar memenangkan kursi terbanyak dengan 82 kursi. Sementara kubu Muhyiddin memenangkan 73 kursi. Mereka membutuhkan 112 - mayoritas sederhana - untuk bisa membentuk pemerintahan.
Raja Abdullah sudah memanggil anggota parlemen dari koalisi petahana Barisan Nasional secara individu untuk audiensi, Rabu, 23 November 2022. Langkah ini diharapkan dapat membantunya menentukan siapa yang pantas menjadi perdana menteri.
Barisan hanya memenangkan 30 kursi. Ini merupakan hasil pemilu terburuk yang mereka dapatkan sejak kemerdekaan pada 1957. Akan tetapi dukungan dari anggota parlemennya akan sangat penting bagi Anwar dan Muhyiddin agar bisa meraih 112 kursi.
Pada Selasa, 22 November 2022, para elit dari koalisi Barisan mengatakan tidak akan bergabung dengan salah satu koalisi.
Setelah diskusi dengan Raja Malaysia kemarin, Muhyiddin mengatakan menolak saran agar dia dan Anwar bekerja sama membentuk pemerintahan persatuan. Muhyiddin menjalankan aliansi konservatif Muslim Melayu, sedangkan Anwar menjalankan koalisi multietnis.
Kubu Muhyiddin mencakup partai Islam yang kemenangan elektoralnya telah menimbulkan ketakutan di Malaysia. Negeri Jiran memiliki minoritas etnis Cina dan etnis India yang secara signifikan memiliki keyakinan lain.
Hasil pemilu Malaysia yang belum jelas, telah membuat investor waswas di tengah kekhawatiran atas dampak potensial partai Islam itu terhadap kebijakan nasional.
Kepolisian Malaysia pada minggu ini memperingatkan pengguna media sosial agar jangan mengunggah konten provokatif tentang ras dan agama setelah pemilu Malaysia yang dianggap memecah belah.
Baca juga: 4 Hari Usai Pemilu, Malaysia Masih Belum Punya Perdana Menteri yang Baru
REUTERS | THE STAR