"Ini adalah kemenangan akal sehat. Itu menunjukkan adalah mungkin untuk menahan agresivitas kolektif Barat dan mencapai kompromi. Jika tidak, KTT G20 akan gagal mengadopsi deklarasi akhir untuk pertama kalinya dalam sejarahnya," kata Peskov saat diwawancara wartawan di Moskow, Kamis, 17 November 2022.
Babak terakhir perundingan di tingkat sherpa berlangsung pada 10-14 November. Kesepakatan sudah dikunci satu hari sebelum KTT G20 dimulai. Setelah itu, perundingan dibahas sampai diadopsi oleh kepala negara-negara anggota pada 16 November.
Kesulitan dalam negosiasi kemarin beragam, seperti membahas kata mengenai perang, dalam merumuskan suatu paragraf. Penyusunan kalimat bisa memakan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari. Perdebatan mengenai geopolitik baru dimulai setelah 95 persen agenda prioritas dirampungkan dan komitmen untuk menyelesaikan masalah secara konsensus didapatkan.
Versi awal draf dibuat di tingkat sherpa secara ringkas 30 paragraf, dengan negosiasi bertambah kemudian menghasilkan 52 butir. "Dari Oktober maraton, tiap minggu kita melaksanakan pertemuan pada Rabu, Kamis, Jumat, mulai jam 4 sore hingga jam 12 malem virtual. Ya (sherpa negara lain, dengan perbedaan waktunya), mereka gak tidur tidur," kata Dian.
Retno menerangkan, sebelum perang di Ukraina meletus Februari lalu, Indonesia sebagai presiden sudah mempersiapkan supaya negosiasi G20 bisa rampung sebelum KTT dimulai. Artinya negosiasi kemarin sudah direncanakan secara rinci. Bukannya tanpa alasan, perdebatan di G20 bahkan sebelum perang, selalu berlangsung tidak mudah.
"Jalan terjal dan panjang berhasil kita lalui, kita sukses mewujudkan ekspektasi, keinginan semua pihak mencapai deklarasi dengan isi yang baik, plus ada concrete deliverable," kata Retno Marsudi.
Baca: KTT APEC Diganggu Uji Coba Rudal Balistik Korea Utara
DANIEL AHMAD