Pesawat Ditembak saat Separatis Ukraina Pro-Rusia Memberontak
Malaysian Airlines MH17 berangkat dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur ketika ditembak jatuh di timur Ukraina pada 17 Juli 2014, saat pertempuran berkecamuk antara separatis pro-Rusia dan pasukan Ukraina, pendahulu konflik tahun ini.
Putusan itu melegakan anggota keluarga korban, lebih dari 200 orang hadir di pengadilan secara langsung, menyeka air mata saat putusan dibacakan.
"Hanya hukuman paling berat yang pantas untuk membalas apa yang telah dilakukan para tersangka, yang telah menyebabkan begitu banyak penderitaan bagi begitu banyak korban dan begitu banyak kerabat yang masih hidup," kata Hakim Ketua Hendrik Steenhuis.
Hakim memutuskan, ketiga terdakwa terbukti membantu mengatur pengangkutan sistem rudal BUK militer Rusia ke Ukraina yang digunakan untuk menembak jatuh pesawat, meskipun mereka bukan orang yang secara fisik menarik pelatuknya.
Mereka adalah buronan dan diyakini berada di Rusia. Tersangka keempat, warga Rusia Oleg Pulatov, dibebaskan dari semua tuduhan.
Insiden tahun 2014 itu membuat puing-puing pesawat dan korban berserakan di ladang jagung dan bunga matahari.
Rusia menginvasi Ukraina pada bulan Februari 2022 dan mengklaim telah mencaplok provinsi Donetsk tempat pesawat itu ditembak jatuh.
"Keluarga korban menginginkan kebenaran dan mereka ingin keadilan ditegakkan dan mereka yang bertanggung jawab dihukum dan itulah yang terjadi. Saya cukup puas," kata Piet Ploeg, ketua yayasan yang mewakili para korban. Saudara laki-laki Ploeg, istri saudara laki-lakinya, dan keponakannya meninggal di MH17.
Meryn O'Brien dari Australia, kehilangan putranya yang berusia 25 tahun, Jack, mengatakan dia merasa lega. "Semua orang lega prosesnya telah berakhir, dan ini sangat adil, dan sangat teliti."
"Tidak ada perayaan," kata Jordan Withers dari Inggris, yang pamannya Glenn Thomas jadi korban. "Tidak ada yang akan membawa kembali salah satu korban." Mereka berasal dari 10 negara berbeda.
Putusan itu termasuk ganti rugi sebesar 16 juta euro.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memuji hukuman pertama yang dijatuhkan atas MH17 sebagai "keputusan penting" oleh pengadilan di Den Haag.
REUTERS, TASS