TEMPO.CO, Nusa Dua - Meski sudah menerima informasi kafenya akan kedatangan tamu dari kedutaan asing di sela-sela KTT G20, Putu Fabian von Holzen tak menyana orang yang bertandang itu adalah perdana menteri dari tiga negara sekaligus. Senin, 15 November 2022, Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida, PM Inggris Rishi Sunak, dan PM Kanada Justin Trudeau makan malam di Bumbu Bali, kafe berkonsep autentik Pulau Dewata milik Fabian.
"Awalnya hanya dikasih tahu pihak kedutaan bahwa ada tamu VVIP akan datang," kata Fabian saat ditemui Tempo di tempat usahanya, Kamis malam, 17 November 2022.
Baca juga: Xi Jinping Marah ke PM Kanada di KTT G20, Apa Jawaban Justin Trudeau?
September lalu, perwakilan dari Kedutaan Jepang, Kedutaan Inggris, dan Kedutaan Kanada datang secara terpisah ke kafe milik Fabian untuk santap siang. Tak langsung mereservasi tempat untuk VVIP, masing-masing pegawai dari kedutaan itu lebih dulu menjajal pelbagai menu yang menjadi andalan Bumbu Bali.
Seluruh menu milik Bumbu Bali bercita rasa lokal. Misalnya, nasi campur, sate lilit, ayam pelalah, be sampi mebase, dan lawar. Tiga sampai empat kali datang, orang-orang perwakilan kedutaan dari negara-negara ini kemudian membooking meja untuk tamu penting.
Seseorang dari Kedutaan Jepang memberi tahu beberapa hari sebelum KTT G20 bahwa tamu penting itu adalah Fumio. Namun kedua kedutaan lain, yakni Inggris dan Kanada, baru menyampaikan kabar kepada Fabian sehari sebelum makan malam bahwa tamu yang akan datang dari negaranya ialah Trudeau dan Sunak.
Kendati Bumbu Bali sudah 25 tahun berdiri, Fabian tetap grogi mempersiapkan tempat hingga santapan yang akan dinikmati para petinggi negara. Dia perlu memastikan hidangannya tak gagal.
Dia juga bolak-balik mengecek ruangan dan meja untuk makan malam ketiga perdana menteri tersebut. Adapun Fumio makan malam di ruang terpisah dengan Trudeau dan Sunak. Fumio berada di lantai dua, sementara Trudeau dan Sunak bersantap petang bersama di lantai satu.
Fabian menceritakan bagaimana orang nomor satu di Jepang, Kanada, dan Inggris itu menikmati makan malam menu-menu lokal dalam suasana tradisional Bali. Dia mengatakan Fumio, yang datang ke kafenya pukul 19.30 WITA, langsung menikmati set menu yang disajikan lengkap dari hidangan pembuka sampai penutup.
"Ada permintaan untuk PM Jepang yang seharusnya set menu untuk dua porsi, mereka minta prosinya dibuat masing-masing. Jadi, satu porsi isinya setengah supaya mereka bisa mencoba semua menu," katanya.
Sedangkan Tredeau dan Sunak, yang datang pukul 20.30 WITA, memesan ayam sambel matah dan sate lilit. Keduanya makan malam sambil mengobrol santai dalam suasana yang kasual.
"Mereka makan habis dan mengucapkan 'thank you so much you guys been so good'," tutur Fabian. "Sewaktu pulang, mereka minta foto bareng kami (owner dan pegawai) padahal kami semula mau minta foto bersama enggak enak."
Fabian menjelaskan harga menu yang disantap para kepala negara berkisar Rp 65-170 ribu per porsi. Tiga perdana menteri kemudian meninggalkan Bumbu Bali setelah satu jam berada di sana. "PM Jepang sempat ketemu dengan PM Kanada dan Inggris," ucapnya.
Persamuhan non-formal para tamu negara sempat diunggah Sunak dalam Instagram pribadinya. "Enjoying sitting down with Prime Minister @justinpdtrudeau earlier today," ucap Sunak.
Fabian berharap kunjungan kepala negara asing ke restoran lokal Bali membantu memulihkan perekonomian setempat. "Untuk bilang impact sebenarnya terlalu cepat, tapi saya harap semua restoran di Nusa Dua menjadi ramai. Karena, semua restoran di sini enak-enak," katanya.
Bumbu Bali didirikan oleh orang tua Fabian yang berasal dari Bali dan Swiss. Restoran ini menghidangkan menu lokal Pulau Dewata dan makanan asal Tanah Air lainnya. Interiornya mengangkat tema tradisional Bali. Fabian memajang patung dan lukisan seniman-seniman lokal di hampir semua sisi. Furnitur di kafe itu pun dominan berbahan dasar kayu.
Bumbu Bali pernah didatangi pejabat asing lainnya, seperti Janet Yallen dan Kim Hun Hee, istri Presiden Korea Selatan Yon Suk Yeol. Selama menerima pejabat maupun kepala negara, Fabian tak menutup restorannya bagi tamu umum. "Kami tetap buka untuk tamu biasa," ucapnya.
Baca juga: Geopolitik Tetap Menjadi Fokus pada KTT APEC di Thailand
FRANCISCA CHRISTY ROSANA