TEMPO.CO, JAKARTA--China dan Prancis meminta semua pihak untuk menahan diri, menyusul serangan rudal yang menghantam Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina yang dilanda perang. Serangan ini menewaskan dua petani.
Baca juga: Biden Sebut Rudal Nyasar ke Polandia Belum Tentu Ditembakkan dari Rusia
“Dalam situasi saat ini, semua pihak terkait harus tetap tenang dan menahan diri untuk menghindari eskalasi situasi,” kata juru bicara kementerian luar negeri China Mao Ning dalam jumpa pers Rabu 16 November 2022. China adalah sekutu utama Rusia dan tidak secara terbuka mengutuk kampanye militernya di Ukraina.
Sementara seorang pejabat di Istana Kepresidenan Prancis memperingatkan bahwa banyak negara memiliki jenis senjata yang sama. “Jadi, mengidentifikasi jenis rudal, belum tentu mengidentifikasi siapa yang berada di baliknya.”
Presiden AS Joe Biden mengatakan sebelumnya bahwa "tidak mungkin" rudal itu ditembakkan dari Rusia, yang menginvasi Ukraina pada Februari.
Di sela-sela KTT G20 di Bali, Indonesia, para pemimpin Barat mengadakan “meja bundar darurat” di mana mereka mendesak agar tidak langsung mengambil kesimpulan tentang asal-usul serangan rudal tersebut.
Pembicaraan itu terjadi setelah Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan tidak ada bukti jelas siapa yang menembakkan rudal yang menewaskan dua orang di desa tenggara Przewodow.
Sebelumnya, intelijen Amerika Serikat mengatakan bahwa rudal itu berasal dari Rusia yang akan ditembakkan ke Ukraina. Namun beberapa jam kemudian, Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada NATO bahwa rudal itu berasal dari Ukraina untuk menangis serangan Rusia.
Baca juga: Rudal Rusia Kesasar ke Polandia, Erdogan akan Telepon Putin
AL ARABIYA