TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI memastikan tidak ada informasi tambahan mengenai WNI yang menjadi korban dari tragedi Halloween Itaewon di Seoul, Korea Selatan. AR dan CA, dua WNI yang sebelumnya mengalami luka ringan akibat insiden itu, sudah sepenuhnya pulih.
"Status terakhir 2 WNI kita dan kondisinya sudah sehat. Sudah keluar rumah sakit," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Judha Nugraha di jumpa pers, Kamis, 3 November 2022.
Berdasarkan data kepolisian Korea Selatan, korban meninggal dalam tragedi Halloween Itaewon mencapai 155 orang. KBRI Seoul sebelumnya mencatat, dari 155 orang meninggal, terdapat 26 WNA dari 14 negara.
WNA yang menjadi korban tewas dalam kejadian ini berkewarganegaraan Iran (5 orang), Cina (4 orang), Rusia (4 orang), Amerika Serikat (2 orang), Jepang (2 orang), serta masing-masing satu warga Perancis, Australia, Vietnam, Uzbekistan, Norwegia, Kazakhstan, Thailand, Sri Lanka, dan Austria.
Kejadian horor Halloween Itaewon terjadi pada Sabtu malam, 29 Oktober 2022. Ini adalah acara pertama di Ibu Kota Seoul dalam tiga tahun setelah negara itu mencabut pembatasan aturan Covid-19.
Peristiwa maut Halloween Itaewon itu terjadi sekitar pukul 22.20 waktu setempat. Beberapa saksi mata menggambarkan kerumunan menjadi semakin tidak terkendali saat malam semakin larut. Banyak dari mereka yang tewas berada di dekat klub malam.
Banyak dari korban adalah perempuan usia 20 tahun-an. Saksi mata menggambarkan kekacauan terjadi beberapa saat sebelum ribuan orang berlarian ke arah gang sempit di Itaewon. Meski ada polisi berjaga di acara Halloween itu, namun mereka kesulitan mengendalikan kerumunan.
Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan pada Selasa, 1 November 2022, mengungkapkan transkrip dari 11 panggilan darurat yang mulai datang sekitar empat jam sebelum bencana. Langkah itu membuat banyak orang percaya bahwa tragedi itu dapat dihindari.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol disebut marah besar setelah mengetahui kabar bahwa polisi tidak langsung mengambil tindakan saat tragedi Halloween Itaewon. Setelah menerima data itu, dia langsung menyuruh untuk penanganan hukum atas kasus ini secara menyeluruh. (*)
DANIEL AHMAD