TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia mungkin bernegosiasi dengan bos baru Twitter, Elon Musk, untuk menghindari membayar biaya bulanan US$ 8 untuk lencana terverifikasi.
Baca: Pesawat Pengebom B-52 Berkemampuan Nuklir Akan Dikirim ke Australia, Ini Tanggapan Indonesia
Setelah membeli Twitter seharga US$ 44 miliar pada pekan lalu, Musk mengatakan perusahaannya akan mengenakan biaya US$ 8 atau sekitar Rp 125 ribu per bulan untuk layanan Biru, yang mencakup tanda centang biru.
Dalam wawancara dengan televisi Turki, ATV, pada Rabu, 2 November 2022, Erdogan mengatakan dapat berbicara dengan Musk dan membahas biaya tersebut.
“Mungkin berbeda bagi kami,” kata Erdogan, ketika ditanya tentang biaya baru untuk centang biru Twitter. “Kami juga bisa melakukan diplomasi dengannya (Musk),” tambahnya, berseloroh.
Tanda centang biru di sebelah nama pengguna di platform media sosial itu telah mengonfirmasi bahwa akun tersebut adalah milik orang atau perusahaan yang mengklaimnya. Twitter tidak mengenakan biaya untuk sebagian besar penggunanya.
Lebih dari 80 persen pengguna Twitter yang ikut serta dalam jajak pendapat baru-baru ini mengatakan mereka tidak akan membayar untuk tanda centang biru. Sedangkan sekitar 10 persen pengguna mengatakan bersedia membayar US$ 5 atau Rp 78 ribu per bulan.
Musk mengatakan pada Selasa bahwa pelanggan dengan tanda centang biru akan mendapatkan prioritas dalam balasan, sebutan, dan pencarian, dan akan dapat mengunggah video dan audio yang lebih panjang. Mereka akan melihat iklan setengah lebih banyak.
CEO Tesla itu juga menawarkan kepada pelanggan paywall jalan pintas dari penerbit yang mau bekerja sama dengan Twitter.
Baca: Elon Musk dan Anindya Bakrie Bakal Tampil Bersama Sebagai Pembicara di KTT B20
REUTERS