TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menanggapi rencana Amerika Serikat untuk mengirim enam pesawat pengebom B-52 berkemampuan nuklir ke sebuah pangkalan udara di Australia utara.
Baca juga: Amerika Akan Mengerahkan Pesawat Pengebom B-52 ke Australia Utara
Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah mengatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan yang berpotensi menimbulkan tantangan tersendiri di Indo-Pasifik. Di sisi lain, dia menyoroti stabilitas di kawasan seharusnya menjadi prioritas dari semua pihak.
"Seraya mencermati perkembangan, (kami) juga mengharapkan agar negara-negara kembali mengedepankan satu kondisi kondusif dan stabil, menghindari langkah yang menyebabkan saling ketidakpercayaan," kata Faizasyah saat jumpa pers pada Kamis, 3 November 2022.
Faizasyah mencatat, AS adalah salah satu negara yang juga sangat menginginkan adanya stabilitas dan kepastian perdamaian di indo-pasifik.
ABC, mengutip dokumen Amerika Serikat, pada Senin, 31 Oktober 2022, mewartakan bahwa Washington telah menyusun rencana terperinci untuk membangun fasilitas khusus pesawat di Pangkalan Udara Tindal, sekitar 300 kilometer selatan kota Darwin, Northern Territory.
Amerika Serikat mengatakan kemampuannya untuk mengerahkan pesawat pengebom ke Australia mengirimkan pesan yang kuat kepada musuh tentang kemampuannya memproyeksikan kekuatan udara yang mematikan.