TEMPO.CO, Jakarta - Para pejabat Barat mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin agar tak main-main soal kesepakatan ekspor biji-bijian yang memungkinkan ekspor gandum Ukraina. Tekanan itu muncul setelah Moskow setuju untuk kembali bergabung dengan perjanjian yang ditengahi PBB.
Baca: Mali: Rusia akan Kirim Makanan dan BBM Senilai Rp1,56 Triliun
Menteri Luar Negeri James Cleverly mendesak Putin berhenti menggunakan sektor pangan sebagai senjata agresinya. Dia mengutuk, langkah itu dapat mengancam memperburuk kelaparan di seluruh dunia.
"Dia (Putin) telah menyadari telah melakukan hal konyol dengan menghentikan kapal memasuki pelabuhan Ukraina untuk memuat biji-bijian, memberi makan dunia. Inisiatif biji-bijian sekarang harus diperpanjang tanpa hambatan Rusia lebih lanjut," kata Cleverly di Twitter, Rabu, 2 November 2022.
Menggemakan komentar Cleverly, Duta Besar Washington untuk PBB Linda Thomas-Greenfield sebelumnya mengatakan bahwa Rusia tidak dapat menghalangi produksi pangan global. Saat wawancara dengan CNN, seperti dikutip The Independent, dia mengaku senang bahwa Moskow telah sadar dan melanjutkan partisipasinya di kesepakatan biji-bijian.
Berdasarkan koridor biji-bijian Laut Hitam yang disepakati pada Juli 2022, Pusat Koordinasi Gabungan (JCC) - yang terdiri dari pejabat PBB, Turki, Rusia dan Ukraina - menyetujui pergerakan kapal dan memeriksa kapal pembawa biji-bijian. Lebih dari 9,5 juta ton jagung, gandum, produk bunga matahari, barley, rapeseed, dan kedelai telah diekspor sejak komitmen itu dicapai.
“Mereka tidak bisa menghalangi memberi makan seluruh dunia,” kata duta besar AS Linda Thomas-Greenfield kepada CNN dalam sebuah wawancara, menambahkan bahwa dia “senang” mendengar tentang kembalinya Rusia ke perjanjian, dan bahwa Moskow jelas telah "yakin" bahwa mereka perlu melanjutkan partisipasi.
Rusia menghentikan perannya dalam kesepakatan Laut Hitam pada Sabtu, 29 Oktober 2022, untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Moskow keluar karena pakta itu dianggap tidak dapat menjamin keselamatan kapal sipil yang berlayar setelah serangan terhadap kapal Black Armada laut.
Pada Rabu, 2 November 2022, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan mau bergabung kembali dengan kesepakatan biji-bijian. Moskow mengaku telah menerima jaminan tertulis dari Kyiv untuk tidak menggunakan koridor biji-bijian Laut Hitam untuk operasi militer melawan Rusia.
"Federasi Rusia menganggap bahwa jaminan yang diterima saat ini tampaknya cukup, dan melanjutkan implementasi perjanjian," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan sebelumnya bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah mengatakan bahwa kesepakatan pangan akan terus beroperasi pada tengah hari pada hari Rabu.
“Transportasi biji-bijian akan berlanjut seperti yang telah disepakati sebelumnya pada pukul 12 siang hari ini,” kata Erdogan.
Simak: Ukraina Tembak Depot Minyak Rusia di Shakhtarsk
THE INDEPENDENT | REUTERS