TEMPO.CO, Jakarta - G7 atau Kelompok Tujuh mengutuk penculikan Ketua Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia Ukraina oleh Rusia. Kelompok negara-negara ekonomi maju tersebut menyerukan agar PLTN Zaporizhzhia segera dikembalikan dan dikendali penuh oleh Kyiv.
“Kami mengutuk penculikan berulang-ulang (yang dilakukan) Rusia terhadap pemimpin dan staf PLTN Zaporizhzhia di Ukraina dan mengecam penerapan bentuk-bentuk tekanan lain pada personel Ukraina yang tersisa,” demikian pernyataan Direktur Jenderal Non-proliferasi negara-negara anggota G7 seperti dikutip dari Politico, Senin, 24 Oktober 2022.
Sebelumnya, Energoatom yakni badan energi nuklir negara Ukraina, pada Selasa lalu menuduh Rusia menahan dua karyawan senior di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang dikendalikan Rusia di Ukraina selatan.
Dalam sebuah pernyataan di media sosial, Energoatom mengatakan pasukan Rusia pada Senin lalu "menculik" kepala teknologi informasi Oleg Kostyukov dan asisten direktur umum pabrik Oleg Osheka. Pasukan Rusia disebut membawa mereka ke tujuan yang tidak diketahui.
Pemandangan gedung administrasi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang rusak, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di Enerhodar, wilayah Zaporizhzhia, 4 Maret 2022. Rusia sempat menembakkan rudal di dekat PLTN tersebut, yang dikhawatirkan akan menimbulkan kebocoran dan bencana nuklir yang lebih besar dari tragedi Chernobyl. Layanan pers Perusahaan Pembangkit Energi Nuklir Nasional Energoatom/Handout melalui REUTERS
Negara-negara anggota G7 adalah Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris. G7 menegaskan Ukraina adalah pemilik sah dari PLTN Zaporizhzhia dan menyoroti ancaman pabrik energi nuklir itu di bawah kendali Rusia.
Sebelumnya pada bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pemerintahannya untuk mengambil alih pabrik Zaporizhzhia, yang merupakan fasilitas tenaga nuklir terbesar di Eropa.
Alarm PLTN berbunyi di tengah serangan rudal besar-besaran Rusia yang menghantam fasilitas energi dan infrastruktur lainnya di bagian tengah dan barat Ukraina. Menurut Angkatan Udara Ukraina, gempuran itu membuat ratusan ribu orang tanpa listrik. Beberapa bagian di Kyiv mengalami pemadaman listrik hingga malam hari.
Baca juga: G7 Berkomitmen Mendukung Ukraina selama Diperlukan
Operator energi Kyiv pada Minggu, 23 Oktober 2022, mengumumkan pemadaman listrik terjadwal diberlakukan di Ibu Kota Ukraina menyusul gempuran berulang Rusia pada jaringan listrik negara itu.
Menurut Kantor Kepresidenan Ukraina, lebih dari satu juta rumah di Ukraina tak mendapat aliran listrik setelah serangan Rusia baru-baru ini. Setidaknya satu pertiga dari pembangkit listrik negara itu hancur menjelang musim dingin.
Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan telah melancarkan serangan baru pada Minggu, 23 Oktober 2022. Mereka mengkonfirmasi telah menghancurkan sebuah depo di Ukraina tengah yang menyimpan lebih dari 100 ribu ton bahan bakar penerbangan.
POLITICO | REUTERS
Baca juga: 6 Restoran Bersertifikat Halal di Australia, Aman untuk Wisatawan Muslim
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.