TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Volodymyr Zelensky memecat Duta Besar Ukraina untuk Kazakhstan, Pyotr Vrublevsky. Zelensky belum menunjuk pengganti Vrublevsky.
Baca: Zelensky Ejek Rusia Bangkrut karena Gunakan Drone Iran
Dilansir dari Russia Today, Vrublevsky pernah menguggah pernyataan yang kontroversial. Dia pernah mengatakan untuk membunuh sebanyak mungkin orang Rusia dalam sebuah wawancara pada Agustus lalu. Pernyataan kontroversial itu dilakukan dalam wawancara dengan seorang blogger video Kazakhstan.
Ketika ditanya tentang situasi di Ukraina pada saat itu, Vrublevsky berkata, "Apa yang bisa kukatakan? Kami mencoba untuk membunuh (Rusia) sebanyak mungkin. Semakin banyak orang Rusia yang dibunuh sekarang, semakin sedikit anak-anak yang dibunuh," katanya saat itu.
Pernyataan Vrublevsky itu membuat marah para pejabat di Kazakhstan, yang memiliki etnis minoritas Rusia yang besar. Kritikus menuduh utusan Ukraina menghasut kebencian di negara itu. Vrublevsky dilaporkan meminta maaf atas kata-katanya setelah dipanggil ke Kementerian Luar Negeri sebelum dia akhirnya pergi berlibur.
Awal bulan ini, Moskow menyatakan keprihatinan tentang kehadiran Vrublevsky di Kazakhstan. Kementerian Luar Negeri Rusia mengklaim bahwa pria itu terus menjabat sebagai Duta Besar Ukraina di Astana. Dipilihnya Vrublevsky bertentangan dengan jaminan yang dibuat oleh Kazakhstan bahwa diplomat itu akan digulingkan.
Kazakhstan mengatakan Vrublevsky akan meninggalkan negara itu segera setelah ada penggantinya. Pemerintah Kazakhstan juga menolak untuk mengusir pria itu.
Mungkin diperlukan waktu berbulan-bulan bagi Kiev untuk menggantikan mencari penggantni Vrublevsky. Hal ini sama seperti yang dilakukan Kiev kepada mantan duta besar Ukraina untuk Berlin. Andrey Melnik menjadi terkenal karena menggunakan bahasa kasar ketika berbicara tentang pejabat Jerman dan tokoh masyarakat lain.
Zelensky memecat Melnik pada Juli, seminggu setelah diplomat itu secara salah mengklaim bahwa pasukan nasionalis Ukraina tidak terlibat dalam pembersihan etnis Yahudi dan Polandia selama Perang Dunia II. Dia tetap menjabat di Berlin hingga Jumat pekan lalu hingga akhirnya pergi meninggalkan Jerman.
Baca juga: Pangkalan Militer Rusia Diserang Pria Bersenjata, 11 Orang Tewas Ditembak
RUSSIA TODAY