TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Liz Truss diminta oleh mayoritas anggota Partai Konservatif untuk segera mengundurkan diri. Tuntutan tersebut muncul hanya enam minggu setelah mereka memberikan suaranya bagi Truss untuk menggantikan mantan Perdana Menteri Boris Johnson.
Uniknya dalam jajak pendapat terbaru, nama kandidat yang muncul untuk menggantikan Truss adalah Johnson. Lembaga riset YouGov seperti dikutip Sky News pada Selasa, 18 Oktober 2022, melihat, 55 persen anggota Tory - sebutan untuk anggota Partai Konservatif, dipercaya akan memilih Rishi Sunak jika mereka dapat memilih lagi.
Sunak adalah kandidat yang kalah dari Truss dalam perebutan pemimpin Partai Konservatif sekitar lebih dari satu bulan lalu. Diprediksi hanya 25 persen anggota Partai Konservatif yang akan memilih Truss. Partai Konservatif adalah partai berkuasa saat ini di Inggris.
Lantaran posisi Truss sebagai perdana menteri sudah berada di ujung tanduk, setelah perubahan besar pada sebagian besar anggaran mini atau pemotongan pajaknya, anggota Tory sebagian besar tidak terkesan dengan Truss.
Jajak pendapat menemukan 55 persen anggota Partai Konservatif berpikir Truss harus mengundurkan diri sekarang, sementara 38 persen percaya dia boleh bertahan (sebagai Perdana Menteri). Mayoritas 63 persen responden berpikir mantan Perdana Menteri Boris Johnson akan menjadi pengganti yang baik, dengan 32 persen menempatkannya sebagai kandidat teratas mereka, diikuti oleh Sunak dengan 23 persen.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Menteri Keuangan Rishi Sunak mengambil bagian dalam pelajaran sains di King Solomon Academy di Marylebone, London, Inggris, 29 April 2021. [Dan Kitwood/Pool via REUTERS/File Foto]
Para responden dalam jajak pendapat itu, juga akan mendukung Sunak sebagai pengganti Truss, dengan 60 persen berpikir itu akan menjadi ide yang bagus. Sedangkan 47 persen berpikir kanselir baru Jeremy Hunt akan menjadi pengganti yang baik.
Kandidat Pemimpin Konservatif yang bertarung dengan Truss periode lalu, Penny Mordaunt juga mendapat banyak dukungan. Sebanyak 54 persen berpikir dia akan menjadi pengganti yang baik, sementara 62 persen berpikir Menteri Pertahanan Ben Wallace akan - meskipun dia mengesampingkan dirinya sendiri terakhir kali.
Sebanyak 31 persen dari anggota Tory yang diwawancarai berpikir merekalah yang seharusnya menjadi satu-satunya yang memilih pemimpin baru. Di samping itu, 25 persen lainnya berpikir hanya anggota parlemen yang wajib memilih dan 25 persen sisanya beranggapan anggota parlemen harus memilih dua kandidat terakhir dan anggota partai menentukan keputusannya.
Jajak pendapat dilakukan pada 17 dan 18 Oktober 2022 atau setelah Hunt mengumumkan Pemerintah Inggris memutar balik sebagian besar kebijakan pemotongan pajak. Kebijakan 'mini budget' itu diumumkan tiga minggu sebelumnya oleh Kwasi Kwarteng, yang dipecat sebagai Menteri Keuangan Inggris pada Jumat lalu.
Truss Maju Terus
Perdana Menteri Inggris Liz Truss pada Senin, 17 Oktober 2022, meminta maaf atas salah langkah kebijakan yang telah menyebabkan kepercayaan investor menguap dan tingkat kepercayaan kepada pemerintahannya menurun drastis. Namun demikian, Truss menegaskan tidak akan mengundurkan diri.
"Saya ingin menerima tanggung jawab dan meminta maaf atas kesalahan yang telah dibuat. Saya ingin bertindak, untuk membantu orang-orang dengan tagihan energi mereka dan mengatasi masalah pajak yang tinggi, tetapi kami bertindak terlalu jauh dan terlalu cepat, " kata Truss kepada BBC, seperti dikutip dari Reuters, Selasa, 18 Oktober 2022.
Baca juga: Cerita Kontribusi Ekonomi Nelayan Perempuan di Kepulauan Aru
Menteri Keuangan Hunt, yang diangkat pada Jumat lalu setelah Truss memecat sekutu dekatnya Kwasi Kwarteng, membuang yang tersisa dari agenda pemotongan pajaknya pada Senin, 17 Oktober 2022. Keputusan itu termasuk mengurangi skema dukungan energinya yang besar.
Truss dan Kwarteng berusaha untuk menjungkirbalikkan kebijakan fiskal Inggris dengan meluncurkan 45 miliar GBP (Rp786 triliun) pemotongan pajak, yang tidak didanai pada bulan lalu demi menghentikan ekonomi Inggris dari stagnasi.
Tetapi tanggapan dari investor obligasi sangat keras dan biaya pinjaman melonjak. Pemberi pinjaman menarik penawaran hipotek dan Bank Sentral Inggris akhirnya harus turun tangan untuk menghentikan nilai dana pensiun yang jatuh.
Sang perdana menteri mengklaim memahami dampak dari kebijakannya. Dia menyebut itu menyulitkan warga di seluruh negeri. Truss lalu menegaskan bahwa dia akan melakukan apa yang dia bisa untuk membantu mereka.
Paket energi dua tahunnya, bagaimanapun, secara drastis dikurangi oleh Hunt dan sekarang hanya akan bertahan hingga April.
"Yang paling rentan akan dilindungi hingga musim dingin mendatang. Kami sedang melihat bagaimana kami bisa melakukan itu," kata Truss.
SKY NEWS | REUTERS
Baca juga: Heru Budi Tinjau Revitalisasi Kali Ciliwung di Pasar Baru, Bagian Program 942 Anies Baswedan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.