TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) menyatakan sebanyak 23 anak tewas selama unjuk rasa massal yang berlangsung di Iran. Juru bicara OHCHR, Ravina Shamdasani, mengatakan kematian anak-anak tersebut disebabkan oleh peluru tajam, pelet logam dari jarak dekat, dan pemukulan fatal.
“Sebulan setelah demonstrasi meletus di seluruh Iran, respons kekerasan yang tak henti-hentinya oleh pasukan keamanan terhadap pengunjuk rasa serta laporan penangkapan sewenang-wenang, pembunuhan, dan penahanan anak-anak sangat mengkhawatirkan,” kata Shamdasani di Jenewa, Selasa, 18 Oktober 2022.
Baca: Solidaritas untuk Perempuan Iran, Penulis Swiss Potong Rambut Saat Terima Penghargaan
Ia menuturkan beberapa sumber menyatakan sebanyak 23 anak telah terbunuh dan banyak lainnya terluka di setidaknya tujuh provinsi. Mereka terkena peluru tajam, pelet logam dari jarak dekat, dan pemukulan yang fatal.
“Sejumlah sekolah juga telah digerebek dan anak-anak ditangkap oleh pasukan keamanan,” ujar dia.
Menurut Shamdasani, beberapa anak harus menjalani perawatan psikologis. Aksi protes merebak di Iran menyusul kematian Mahsa Amini, 22 tahun, yang ditahan polisi moral. Ratusan anak kemungkinan masih ditahan di penjara untuk orang dewasa.
Di bawah pakta HAM yang diadopsi Iran, kata dia, negara itu memiliki kewajiban melindungi hak anak untuk hidup dalam keadaan apa pun. Negara juga wajib menghormati serta melindungi hak mereka atas kebebasan berekspresi dan protes damai.
Ia menyebutkan, bersamaan dengan penangkapan massal para pengunjuk rasa, OHCHR juga menerima laporan penangkapan setidaknya 90 warga sipil, termasuk pembela HAM, pengacara, artis, dan jurnalis. Pada 12 Oktober, tiga pengacara ditangkap saat berdemonstrasi di luar asosiasi pengacara di Teheran.
OHCHR meminta pihak berwenang Iran mengadakan penyelidikan yang cepat, tidak memihak dan independen terhadap semua dugaan pelanggaran, termasuk pembunuhan anak-anak, dan memastikan mereka yang bertanggung jawab diadili.
“Secara umum, kami mendesak pihak berwenang mengatasi penyebab mendasar dari keluhan penduduk daripada menggunakan kekerasan untuk menekan protes,” kata Shamdasani.
Baca: Iran Tuding Demo Mahsa Amini Ditunggangi Separatis Kurdi
REUTERS