TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mengecam Iran karena berbohong soal menyediakan senjata untuk Rusia dalam invasi ke Ukraina setelah Kyiv menjadi target pesawat nirawak bikinan Iran pada Senin, 17 Oktober 2022.
“Ada bukti ekstensif tentang penggunaan (drone buatan Iran) oleh Rusia yang menargetkan baik militer maupun warga sipil (di Ukraina),” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) kepada Al Arabiya.
Baca: Pejabat Ukraina Mengutuk Iran atas Serangan Drone Kamikaze
Pejabat NSC itu merujuk pada laporan-laporan tentang pesawat-pesawat nirawak buatan Iran yang menyerang pusat kota Kyiv. “Namun, Iran terus berbohong tentang hal ini dan membantah telah menyediakan senjata kepada Rusia untuk digunakan di Ukraina,” ujar dia.
Washington telah memberikan peringatan dan mendeklasifikasi potongan-potongan informasi intelijen sejak awal perang Rusia atas Ukraina bahwa Moskow meminta bantuan Iran untuk drone dan senjata. Menurut pejabat NSC itu, para operator Rusia terus menerima pelatihan di Iran mengenai penggunaan sistem persenjataan tersebut.
Ia juga merujuk pada berita-berita terbaru Al Arabiya yang menyebutkan Iran sedang mempertimbangkan untuk menjual senjata-senjata yang lebih menghancurkan untuk menyokong invasi Rusia, yang belakangan dibantah oleh Iran.
Sebagai dorongan lebih lanjut bagi upaya Amerika untuk menghukum Iran karena dukungan senjata ini, negara-negara Eropa mengatakan Teheran melanggar perjanjian nuklir 2015, yang dibuat untuk mencegah rezim Iran mengekspor dan membeli sistem militer canggih. Menurut laporan Reuters, ini termasuk pesawat nirawak.
Amerika akan terus “bersemangat” memberlakukan semua sanksi atas perdagangan senjata Rusia dan Iran serta membuatnya lebih keras bagi Iran yang menjual senjata ke Rusia.
“Kami juga bekerja sama dengan para sekutu dan mitra, termasuk di PBB, untuk menanggapi penyebaran senjata yang berbahaya kepada Rusia,” kata pejabat NSC itu. “Dan kami akan terus meningkatkan bantuan keamanan yang belum pernah terjadi kepada Ukraina, termasuk pertahanan udara dan bekerja sama dengan para sekutu untuk transfer sistem pertahanan udara mereka kepada Ukraina.”
Pekan lalu, Amerika Serikat mengumumkan penarikan ke-23 senjata dan peralatan untuk Ukraina sejak Agustus 2021. Paket senjata terakhir yang diperkirakan senilai US$ 725 juta menjadikan total bantuan militer Amerika ke Ukraina lebih dari US$ 18,3 miliar sejak Januari 2021.
Senin, 17 Oktober 2022, Iran menyatakan pihaknya tidak memberi Rusia drone untuk digunakan di Ukraina. Pernyataan itu disampaikan beberapa saat setelah Rusia menyerang ibu kota Ukraina, Kyiv, dengan ‘drone kamikaze” buatan Iran.
“Berita yang diterbitkan tentang Iran menyediakan drone untuk Rusia memiliki ambisi politik dan itu diedarkan oleh sumber-sumber Barat. Kami belum memberikan persenjataan ke pihak mana pun dari negara-negara yang berperang,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani dalam konferensi pers mingguan seperti dikutip Reuters.
Baca: Iran Mengklaim Tak Memberi Rusia Drone untuk Digunakan di Ukraina
AL ARABIYA | REUTERS