TEMPO.CO, Jakarta - Iran menyatakan pihaknya tidak memberi Rusia drone atau pesawat tanpa awak untuk digunakan di Ukraina. Pernyataan itu disampaikan beberapa saat setelah Rusia menyerang ibu kota Ukraina, Kyiv, dengan ‘drone kamikaze” buatan Iran pada Senin, 17 Oktober 2022.
“Berita yang diterbitkan tentang Iran menyediakan drone untuk Rusia memiliki ambisi politik dan itu diedarkan oleh sumber-sumber Barat. Kami belum memberikan persenjataan ke pihak mana pun dari negara-negara yang berperang,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani dalam konferensi pers mingguan seperti dikutip kantor berita Reuters.
Baca: Serangan Drone Kembali Menghantam Kyiv, Sejumlah Bangunan Rusak
Rusia kembali menggunakan drone untuk menyerang ibu kota Ukraina, Kyiv. Menurut kantor kepresidenan Ukraina, sedikitnya tiga orang tewas akibat serangan tersebut. Beberapa ledakan mengguncang daerah Shevchenkivskyi, wilayah yang sama yang disasar Rusia dalam serangan serupa pekan lalu. Beberapa gedung tempat tinggal tampak hancur.
Seperti dilansir Fox News pada Ahad, 16 Oktober 2022, anggota Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mungkin telah melakukan perjalanan ke wilayah yang dikuasai Rusia di Ukraina untuk membantu melatih pasukan Rusia. Amerika Serikat menetapkan IRGC sebagai Organisasi Teroris Asing (FTO).
Baca Juga:
Pesawat tanpa awak sebenarnya sudah digunakan sejak Perang Dunia II. Drone adalah pesawat yang dipandu secara mandiri dan digunakan untuk pengintaian dan pengawasan. Mereka juga dapat melakukan intervensi di medan perang dengan menetapkan target serangan, dapat secara langsung menjatuhkan atau menembakkan senjatanya.
Seperti dilansir Channel News Asia, pesawat tanpa awak Shahed-136 yang digunakan Rusia termasuk dalam kategori senjata udara yang dikenal sebagai “amunisi berkeliaran”. Pesawat tanpa awak jenis ini juga biasa disebut “drone kamikaze" atau "bunuh diri". Mereka memiliki kemampuan untuk menunggu di sekitar area target sampai diinstruksikan untuk terbang ke sasaran dan menyerang.
Menurut laman katalog senjata militer Military Factory, Shahed-136 seberat 200 kg dengan lebar sayap 2,5 meter diproduksi di perusahaan milik negara Iran, Iran Aircraft Manufacturing Company. Drone jenis itu sudah digunakan sejak 2021. Kementerian Pertahanan Inggris mengklaim jangkauan drone jenis ini mencapai 2.500 km.
September lalu, perempuan juru bicara militer Ukraina, Nataliya Houmeniouk, mengatakan Shahed-136 sangat sulit dideteksi karena terbang sangat rendah. Namun mereka berisik seperti gergaji mesin atau skuter, yang berarti mereka dapat didengar dari jauh. Ia menambahkan, meskipun efektivitasnya sangat rendah, mereka memberikan tekanan psikologis pada penduduk.
Menurut halaman Facebook Angkatan Bersenjata Ukraina, Rusia mengganti nama drone itu menjadi Geran-2 (Geranium-2 dalam bahasa Inggris).
Baca: Uni Eropa Ancam Iran Diganjar Sanksi Jika Terlibat di Perang Rusia Ukraina
REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA