TEMPO.CO, Jakarta - CEO Gazprom Aleksey Miller pada Rabu, 12 Oktober 2022, memperingatkan seluruh wilayah Eropa bisa kedinginan selama puncak musim dingin. Gazprom adalah BUMN bidang energi milik Rusia.
Miller memperkirakan Eropa mungkin akan kekurangan 800 juta meter kubik gas per hari yang merupakan sepertiga total konsumsi Uni Eropa. Skenario terburuk yang dilihat Miller adalah fasilitas-fasilitas penyimpanan gas di kawasan Benua Biru hanya 5 persen pada Maret 2023.
“Tidak ada yang bisa menjamin kalau Eropa akan bertahan pada musim dingin dengan jumlah cadangan gas yang ada saat ini, sekalipun jika Uni Eropa berhasil melewati musim panas ini. Pertanyaannya adalah apa yang akan terjadi dengan persediaan gas untuk musim dingin nanti,” kata Miller.
Ilustrasi anak mematikan lampu. alliantenergykids.com
Miller pun mengingatkan Rusia dulu biasanya mengekspor sekitar 0,6 sampai 1,7 miliar kubik meter gas per hari ke Eropa selama musim dingin. Miller menyerukan gagasan penjatahan gas yang akan diperkenalkan Eropa, patut diragukan. Sebab kurangnya mekanisme implementasi.
Baca juga: Studi Inggris Temukan Gejala-gejala Baru Covid-19: Menggigil, Sakit Kepala
Sebelumnya pada September 2022, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen meminta anggota Uni Eropa mulai memperkenalkan kewajiban pembatasan energi. Von der Leyen juga menyerukan anggota Uni Eropa agar meratakan kurva permintaan.
Pada akhir pekan lalu, Badan Energi Internasional (IEA) mengumumkan kalau Uni Eropa akan mengurangi permintaan sampai 13 persen untuk menghadapi risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap suplai gas pada musim dingin ini.
Kendati Uni Eropa sudah mengisi stok gas mereka sampai 88 persen, IEA menyebut Uni Eropa membutuhkan sekitar 90 persen cadangan gasnya jika terjadi gangguan suplai, musim dingin yang berakhir lebih lambat dan kekurangan gas alam cair.
Sumber: RT.com
Baca juga: Harga Gas Mahal, Warga Inggris Timbun Selimut hingga Lilin Menjelang Musim Dingin
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.