TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah ledakan terjadi pada Jumat 2 September 2022 di salah satu masjid terbesar di Kota Herat, Afghanistan barat, kata seorang pejabat Taliban.
Seperti dilansir ABC News, dia melaporkan sejumlah korban tewas dan terluka, tetapi belum bisa memberikan angka korban rinci.
Ledakan di Masjid Guzargah di Herat terjadi saat salat Jumat. Serangan ini menewaskan ulama pro-Taliban dan sejumlah jemaah. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Imam Mujib Rahman Ansari, dengan beberapa pengawalnya dan warga sipil, tewas dalam perjalanan menuju masjid," kata juru bicara polisi Herat, Mahmood Rasoli.
Rasoli tidak mengatakan berapa banyak korban akibat ledakan itu. Namun, sumber di tempat kejadian mengatakan kepada Al Jazeera bahwa 15 orang telah tewas.
Mujib Rahman Ansari telah berbicara keras untuk membela Taliban dalam pertemuan besar ribuan ulama dan tetua yang diselenggarakan oleh kelompok itu pada akhir Juni. Ia mengutuk siapa pun yang menentang pemerintahan Taliban.
Serangan masjid sebelumnya diklaim oleh kelompok ekstremis Negara Islam (ISIS), yang telah melakukan serangkaian serangan terhadap kelompok etnis minoritas di Afghanistan seperti Syiah, serta Taliban.
Adapun Masjid Herat merupakan tempat ibadah bagi Islam Sunni, aliran dominan di Afghanistan yang juga diikuti oleh Taliban.
Pada tahun sejak Taliban mengambil alih Afghanistan, ISIS menyerang beberapa masjid dalam serangan bunuh diri selama salat Jumat, dengan fokus Muslim Syiah. ISIS menganggap Syiah sebagai kafir.
Pejabat Taliban, Abdul Nafi Takor, membenarkan ledakan Jumat dan mengatakan ada yang tewas dan terluka, tetapi tidak memiliki rincian lebih lanjut. Takor adalah juru bicara kementerian dalam negeri di pemerintahan Taliban Afghanistan.
Baca juga: Ledakan di Masjid Afghanistan saat Salat Jumat, 33 Jamaah Tewas
ABC NEWS | AL JAZEERA