TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 31 Agustus 2022, merupakan peringatan 25 tahun berpulangnya Lady Diana. Melansir ophradaily.com, sebelum kecelakaan terjadi, Putri Diana tengah berlibur dengan kekasihnya, Dody Fayed pada 30 Agustus 1997.
Setelah menghadiri acara di Hotel Ritz untuk makan malam, keduanya pergi meninggalkan hotel dengan mengendarai mobil bertipe Mercedes Benz W140 S-Class. Kala itu, sang supir, Henri Paul mengendari mobil dengan kecepatan tinggi sehingga mobil menjadi kehilangan kendali dan menabrak pilar di dekat pintu masuk terowongan jalan di Pont de I’Alma Paris, Prancis. Sehari kemudian, Ladi Di dinyatakan meninggal.
Aksi Sosial Lady Diana
Putri Diana atau Diana Frances Spencer sering membantu banyak kegiatan amal, mendukung tujuan yang beragam seperti seni, masalah anak-anak dan pasien AIDS. Sebagai ibu dari pewaris kedua dalam garis takhta Inggris, Diana dalam laman britannica menginginkan putra-putranya memiliki “pemahaman tentang emosi orang, rasa tidak aman mereka, kesusahan orang, harapan dan impian mereka”.
Mendapat julukan “Putri Rakyat”, perempuan kelahiran Park House ini sering membawa William dan Harry ke rumah sakit, tempat penampungan tunawisma, dan panti asuhan. Beberapa bulan sebelum dia meninggal kecelakaan mobil, Putri Diana melakukan perjalanannya ke Angola. Dia sangat menganjurkan larangan ranjau darat dengan gambar ikonik dia duduk di samping gadis muda yang kakinya diaputasi.
Melansir dari historic, Lady Diana menentang penggunaan ranjau darat, karena banyak yang menderita akibat menjadi korban ranjau darat pascaperang. Ia memulai pekerjaan amalnya pada 1989, membuka Landmark Aids Centre di Tulse Hill, London, menawarkan pengobatan dan dukungan untuk pasien AIDS dan HIV. Pekerjaan amal AIDS membawanya ke Afrika Selatan pada banyak kesempatan hingga bertemu dengan Presiden Nelson Mandela untuk membantu korban AIDS.
Pekerjaan Diana dengan badan amal menghilangkan stigma seputar AIDS, ia menggunakan statusnya untuk membawa kesadaran dan membantu korban AIDS. Bersamaan dengan hal itu, ia membawa penderitaan para pasien kusta menjadi perhatian dunia; mengunjungi dan melakukan kontak fisik dengan mereka yang terkena penyakit.
Dalam aksinya, Princess of Wales itu menepis mitos bahwa kusta bisa tertular melalui sentuhan. Lady Diana diberi tanggung jawab menjadi pelindung misi kusta, yang sampai kematiannya merupakan satu-satunya badan amal pembangunan internasional yang dipertahankan.
Menjadi pelindung Centrepoint, badan amal yang menyediakan perumahan dan dukungan bagi kaum muda di seluruh Inggris. Dia bersemangat tentang misinya untuk memberikan masa depan bagi remaja tunawisma dan mengakhiri tunawisma muda, kemiskinan, dan meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental. Bekerja dengan Royal Marsden NHS Foundation, ia membuka Unit Kanker Anak Wolfson pada 1993 di rumah sakit, dan mewakili Royal Marsden pada 1996 dalam acara penggalangan dana, mengumpulkan lebih dari £ 1 juta untuk penelitian kanker.
BALQIS PRIMASARI
Baca: 25 Tahun Kematian Lady Diana, Duka Cita dari Terowongan Pont de I'Alma Paris
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.