TEMPO.CO, Jakarta - Satu tim dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada Rabu, 31 Agustus 2022, terbang dari Ibu Kota Ukraina ke Kota Zaporizhzhia, tempat di mana PLTN Zaporizhzhia berada. Tim IAEA itu datang untuk mengecek kerusakan di PLTN di sana setelah terkena serangan penembakan sehingga menimbulkan bencana radiasi.
Tentara Rusia menguasai PLTN Zaporizhzhia tak lama setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022 dan mendekati garda depan Ukraina. Rusia dan Ukraina telah saling tuding soal siapa yang melepaskan tembakan hingga membahayakan PLTN Zaporizhzhia.
Pemandangan gedung administrasi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang rusak, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di Enerhodar, wilayah Zaporizhzhia, 4 Maret 2022. Rusia sempat menembakkan rudal di dekat PLTN tersebut, yang dikhawatirkan akan menimbulkan kebocoran dan bencana nuklir yang lebih besar dari tragedi Chernobyl. Layanan pers Perusahaan Pembangkit Energi Nuklir Nasional Energoatom/Handout melalui REUTERS
Seorang saksi mata mengatakan pada Reuters, tim IAEA berangkat dari Kyiv menggunakan iring-iringan kendaraan. Misi itu, dipimpin oleh Kepala IAEA Rafael Grossi, yang berangkat setelah sejumlah negosiasi yang alot. Mereka akan berada di Kota Zaporizhzhia selama beberapa hari.
“Kami pada akhirnya bergerak setelah enam bulan berusaha keras. Kami punya sejumlah tugas penting untuk dilaksanakan, di antaranya mengevaluasi situasi yang sebenarnya di sana, membantu menstabilkan situasi sebisa mungkin,” kata Grossi kepada wartawan.
Masih belum diketahui kapan tim IAEA akan tiba di PLTN Zaporizhzhia, yang merupakan PLTN nuklir terbesar di Eropa. Belum diketahui pula kapan pemeriksaan akan dilakukan.
“Kami akan menuju sebuah zona perang. Kami akan menduduki territorial dan ini membutuhkan jaminan bukan hanya dari Federasi Rusia, namun juga dari Ukraina. Sejauh ini, kami bisa mengamankan itu,” kata Grossi.
Grossi berharap pihaknya bisa menjalankan misi di PLTN Zaporizhzhia, yang saat ini dijalankan oleh sejumlah teknisi dari Ukraina. Grossi mengatakan salah satu prioritas IAEA adalah berbicara dengan para teknisi itu.
Amerika Serikat telah mendesak agar PLTN Zaporizhzhia benar-benar ditutup saja. Negeri Abang Sam itu, juga menyerukan adanya demiliterisasi di area sekitar PLTN.
Sumber: Reuters
Baca juga: Zelensky: Rusia Serang PLTN Zaporizhzhia Jelang Kunjungan PBB
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.