TEMPO.CO, Jakarta - Elon Musk telah meminta perintah paksa dari pengadilan terhadap mantan bos Twitter, Jack Dorsey. Perintah paksa ini untuk meminta materi yang dapat membebaskannya dari kesepakatan pembelian platform media sosial raksasa seharga US$44 miliar itu.
Catatan yang dipublikasikan pada Senin menunjukkan Dorsey mendapat perintah hukum untuk memberi Musk catatan komunikasi atau dokumen apa pun terkait kesepakatan pengambilalihan Twitter yang ditandatangani pada April lalu.
Selain itu, Dorsey juga diminta memberikan informasi tentang akun palsu atau bagaimana Twitter menghitung jumlah pengguna aktifnya.
Perintah paksa pengadilan meminta apa pun yang dimiliki Dorsey tentang topik yang berasal dari Januari 2019.
Musk, orang terkaya di dunia karena sahamnya di Tesla Inc, mengatakan kepada Twitter pada Juli bahwa dia mengakhiri perjanjian untuk membeli perusahaan itu seharga $54,20 per saham.
Dia menuduh Twitter telah melanggar kontrak kesepakatan. Terutama jumlah akun yang sebenarnya adalah spam atau "bot" otomatis, bukan manusia.
Sebelumnya, Twitter menyatakan bahwa jumlah bot kurang dari lima persen total pengguna. Twitter juga membantah pernyataan Musk bahwa dia memiliki hak untuk pergi jika jumlah botnya ditemukan salah. Sebab menurut Twitter, Musk tidak mencari informasi tentang topik itu ketika melakukan penawaran pembelian.
Twitter dan Musk sejak itu saling menggugat, dengan Twitter meminta hakim di Pengadilan Delaware memerintahkan Musk untuk menyelesaikan pembelian. Sidang selama lima hari akan dimulai pada 17 Oktober.
Perusahaan itu menuduh Musk mengarang cerita untuk menghindari perjanjian merger yang menurutnya tidak lagi menarik. "Klaim balik Musk, berdasarkan distorsi, misrepresentasi, dan penipuan langsung, tidak mengubah apa pun," kata Twitter dalam pengajuan pengadilan.
Pengacara keduanya telah melayani panggilan pengadilan selama berminggu-minggu mencari dokumen atau deposisi dari berbagai orang yang terkait dengan pembelian, menjalankan bisnis Twitter, dan bahkan dengan perusahaan induk yang dibentuk oleh Musk.
Pendiri Twitter, Dorsey pada November tahun lalu mengakhiri tugasnya sebagai kepala perusahaan dan telah menyuarakan dukungan untuk Elon Musk mengambil alih. Kesepakatan Twitter mencakup ketentuan bahwa jika gagal, pihak yang melanggar kesepakatan akan membayar biaya penghentian sebesar US$1 miliar dalam keadaan tertentu.
Baca juga: Elon Musk Gugat Balik Twitter, Agar Lolos dari Keharusan Pembelian?
SUMBER: FRANCE24 | NDTV