TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa surat kabar garis keras Iran pada Sabtu 13 Agustus 2022 memuji orang yang menyerang dan melukai penulis Salman Rushdie. Penulis kelahiran India ini menerbitkan novel "The Satanic Verses" yang memicu ancaman pembunuhan dari Iran sejak 1989.
Belum ada reaksi resmi dari Iran terhadap serangan terhadap Salman Rushdie, yang ditikam di leher dan dada pada Jumat saat berada di atas panggung dalam sebuah kuliah di negara bagian New York, Amerika Serikat.
Namun, surat kabar Kayhan garis keras, yang pemimpin redaksinya ditunjuk oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, menulis: "Seribu bravo untuk orang pemberani dan patuh yang menyerang Salman Rushdie yang murtad dan jahat di New York," menambahkan, "Tangan pria yang merobek leher musuh Tuhan harus dicium".
Sedangkan judul surat kabar garis keras Vatan Emrooz berbunyi “Pisau di leher Salman Rushdie”. Harian Khorasan memuat tajuk utama “Setan dalam perjalanan ke neraka”.
Pemimpin revolusi Islam Iran 1979, mendiang Ayatollah Khomeini, mengeluarkan fatwa pada 1989 yang menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk membunuh Rushdie. Ini setelah bukunya dikutuk sebagai penistaan terhadap Nabi Muhammad dan memaksanya bersembunyi selama bertahun-tahun.
Pada 2019, Twitter menangguhkan akun Khamenei karena tweet yang mengatakan bahwa fatwa Khomeini terhadap Rushdie adalah “tidak dapat dibatalkan”. Situs berita Asr Iran pada Sabtu memuat kutipan yang sering dikutip oleh Khamenei yang mengatakan "panah" yang ditembakkan oleh Khomeini "suatu hari akan mengenai sasaran".
Sebuah organisasi keagamaan Iran yang kaya menawarkan hadiah US$2,7 juta kepada siapa saja yang melaksanakan fatwa Khomeini. Jumlah tersebut meningkat menjadi US$3,3 juta pada 2012.
Polisi New York mengidentifikasi tersangka sebagai Hadi Matar, seorang pria 24 tahun dari Fairview, New Jersey, yang telah membeli tiket untuk acara di Chautauqua Institution. Belum ada motif yang ditetapkan untuk serangan itu.
Salman Rushdie menggunakan ventilator dan tidak dapat berbicara pada Jumat malam setelah insiden itu, yang dikutuk oleh penulis dan politisi di seluruh dunia sebagai serangan terhadap kebebasan berekspresi.
Baca juga: Ditikam Belasan Kali, Penulis Salman Rushdie Pakai Ventilator
SUMBER: REUTERS