TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada Sabtu, 23 Juli 2022, mengumumkan ada dua warga Amerika Serikat yang meninggal di wilayah Donbas, Ukraina timur, baru-baru ini. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika tidak mengungkapkan lebih detail perihal ini.
Kementerian Luar Negeri Amerika hanya mengatakan Pemerintah Amerika telah menghubungi keluarga almarhum dan memberikan semua kemungkinan bantuan kekonsuleran. Walau begitu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika menolak untuk mengatakan seberapa baru kematian tersebut atau bagaimana keadaan mereka.
"Untuk menghormati keluarga selama masa sulit ini, kami tidak memiliki apa-apa lagi (untuk disampaikan)," demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Amerika.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengunjungi posisi angkatan bersenjata di dekat garis depan dengan separatis yang didukung Rusia selama perjalanan kerjanya di wilayah Donbass, Ukraina 8 April 2021. Pada 26 Maret silam, empat serdadu Ukraina tewas akibat tembakan senjata artileri Rusia ke kawasan timur Ukraina. Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS
Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari 2022. Moskow mengatakan apa yang dilancarkannya adalah sebuah operasi militer untuk denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina.
Sudah 5 bulan perang berlangsung, Rusia masih menggempur negara tetangganya itu. Negara-negara Barat mengecam Kremlin dengan menjatuhkan sanksi ekonomi dan mengirim bantuan senjata ke Ukraina.
Puluhan ribu orang tewas selama perang dan jutaan warga Ukraina pindah ke luar negeri untuk mengungsi. Negara-negara Barat menganggap Rusia melakukan genosida di Ukraina. Moskow berulang kali membantah menargetkan warga sipil.
Beberapa warga Amerika diketahui secara sukarela bertempur bersama pasukan Ukraina meskipun ada peringatan untuk tidak mengangkat senjata. Sebelumnya pada Mei 2022, seorang warga Amerika tewas dalam perang Ukraina setelah ia bergabung dengan ribuan pejuang asing yang secara sukarela membantu Ukraina menangkis pasukan Rusia.
Belum lama ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan target geografis operasi militer khusus Moskow di Ukraina saat ini tidak lagi terbatas pada wilayah timur atau Donbas. Saat wawancara dengan kantor berita Rusia RIA Novosti, Lavrov menegaskan operasi Rusia akan mencakup sejumlah wilayah lain. Tujuan Rusia akan berkembang lebih jauh jika Barat mengirimkan senjata jarak jauh ke Kyiv.
Manuver Moskow pada awal invasi hampir menyentuh ibu kota Kyiv. Namun, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada 25 Maret lalu kalau fase pertama dari operasi khusus telah selesai dan sekarang akan fokus pada pembebasan Donbas.
REUTERS
Baca juga: Cegah Penangkapan Rusia, Ukraina Berencana Tarik Pasukan dari Timur
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.