“Senjata api yang diproduksi dengan kerajinan sederhana namun mematikan seperti ini mudah dibuat,” kata N. R. Jenzen-Jones, spesialis intelijen senjata dan amunisi dari Armament Research Services yang berbasis di Australia.
Gambar senjata api menunjukkan bahwa kabel listrik melewati tutup di ujung setiap pipa. Itu menunjuk pada penggunaan mekanisme penembakan listrik, kata Jenzen-Jones.
"Metode inisiasi listrik kemungkinan dipilih dalam kasus ini karena kartrid konvensional jauh lebih sulit diperoleh di Jepang daripada di banyak wilayah lain," katanya.
Ada sejumlah kecil kasus dalam beberapa tahun terakhir tentang orang-orang yang ditangkap di Jepang karena membuat senjata api secara ilegal.
Pada 2018, polisi menangkap seorang pria berusia 23 tahun di kota Himeji karena membuat senjata dan lebih dari 130 peluru di rumahnya. Juga pada tahun itu, polisi menahan seorang mahasiswa berusia 19 tahun di kota Nagoya karena membuat bahan peledak serta senjata dengan bantuan printer 3D.
Pada tahun 2014, polisi menangkap seorang pria berusia 27 tahun karena secara ilegal memiliki pistol yang dibuat oleh printer 3D di Kawasaki, selatan Tokyo.
Masalah pembuatan senjata ilegal tidak terbatas terjadi di Jepang. Misalnya, pejabat di Spanyol menemukan replika senapan serbu dan senjata kecil dalam penggerebekan pabrik ilegal yang memproduksi senjata cetak 3D pada April 2021.
Tersangka dalam penembakan Abe mengatakan kepada penyelidik bahwa dia telah membuat senjata dengan tiga, lima dan enam pipa logam selain yang dia gunakan dalam serangan itu, kata media.
Spesialis senjata Jenzen-Jones mengatakan senjata rakitan yang digunakan termasuk sederhana. "Meskipun demikian, itu jelas mematikan," katanya.
Reuters | Al Jazeera