TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan senjata rakitan dalan penembakan yang menewaskan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe membuat masyarakat Jepang terkejut sekaligus khawatir. Hal ini karena senjata itu bisa dibuat dalam satu atau dua hari setelah mendapatkan bahan yang tersedia seperti pipa kayu dan logam, kata para analis.
Serangan Jumat, 8 Juli 2022 itu, menunjukkan kekerasan senjata tidak dapat sepenuhnya dihilangkan bahkan di negara dengan undang-undang senjata yang ketat seperti Jepang.
Ada sejumlah kasus dalam beberapa tahun terakhir di mana orang secara ilegal membuat senjata sendiri di Jepang. Tapi tetap saja, kejahatan bersenjata sangat jarang terjadi di Jepang: tahun lalu ada 10 insiden penembakan, delapan melibatkan gangster, menurut data polisi. Satu orang tewas dan empat luka-luka.
"Pembuatan senjata dengan printer 3D dan pembuatan bom saat ini dapat dipelajari dari internet dari mana saja di dunia," kata Mitsuru Fukuda, profesor Universitas Nihon dalam manajemen krisis dan terorisme.
"Itu bisa dilakukan dalam dua hingga tiga hari setelah mendapatkan bahan seperti pipa," kata Fukuda, yang menganalisis gambar senjata yang digunakan dalam penembakan Abe.
Gambar video menunjukkan penyerang menembaki Abe dengan perangkat yang memiliki pegangan pistol dan apa yang tampak seperti dua pipa dilapisi selotip listrik hitam. Polisi menangkap seorang pria berusia 41 tahun di tempat kejadian dan mengatakan dia telah mengakui menembak Abe; tersangka kemudian diidentifikasi sebagai Tetsuya Yamagami.
"Siapa pun yang memiliki pemahaman dasar tentang cara kerja senjata dapat melakukannya dengan pengetahuan minimal," kata pakar senjata api Tetsuya Tsuda, dan menambahkan bahwa mungkin tidak perlu setengah hari untuk membuat senjata yang digunakan dalam serangan itu.
Media Jepang menyebutkan, tersangka mengaku kepada polisi bahwa dia mencari secara online cara membuat senjata api, dan memesan suku cadang dan bubuk mesiu di internet.
Pistol itu berukuran 40 kali 20 sentimeter terbuat dari bahan seperti logam dan kayu, kata pejabat dari polisi prefektur Nara kepada wartawan, Jumat.
Polisi tidak menutup kemungkinan bahwa peluru itu juga dibuat dengan tangan, tetapi mengatakan mereka masih menyelidiki.
Penyelidik menyita apa yang tampak seperti lima senjata buatan tangan dari rumah Yamagami, surat kabar Mainichi melaporkan Sabtu.
“Ini sangat mengejutkan bagi publik Jepang. Sangat jarang ada orang di Jepang yang memiliki pistol,” kata Tina Burrett, profesor ilmu politik di Universitas Sophia di Tokyo kepada Al Jazeera.
"Ini tampaknya menjadi tindakan individu atas dorongannya sendiri, tetapi fakta bahwa pistol itu buatan sendiri adalah sesuatu yang membuat orang Jepang merasa sedikit lebih tidak nyaman dan takut," katanya.
“Kemungkinan seseorang membuat senjata mereka sendiri bukanlah sesuatu yang [sering] kita lihat di Jepang.”
Serangan terhadap politisi jarang terjadi di Jepang. Pada 2007, walikota kota Nagasaki, Iccho Ito, ditembak dan dibunuh oleh seorang gangster – sebuah insiden yang mengakibatkan pengetatan peraturan senjata lebih lanjut.
Inejiro Asanuma, seorang pemimpin Partai Sosialis Jepang, dibunuh pada tahun 1960 selama debat politik yang disiarkan televisi.
Terakhir kali seorang perdana menteri yang menjabat terbunuh adalah pada 1932, selama militerisme radikal Jepang sebelum perang. PM Tsuyoshi Inukai berusia 76 tahun saat itu.
Berikutnya: Senjata mudah dibuat