Dalam rancangan undang-undang (RUU) ini, kekuasaan raja Hawaii akan dibatasi & kekuasaan parlemen dalam pemerintahan akan diperluas. Parlemen itu sendiri komposisi anggotanya ditentukan lewat pemilu, di mana orang-orang kaya keturunan Eropa memiliki hak suara & orang-orang keturunan Asia tidak diperbolehkan mengikuti pemilu.
Untuk memastikan agar Kalakaua menyetujui RUU kontroversial ini, para pengusul RUU mengancam bakal melakukan pemberontakan bersenjata untuk menggulingkan Kalakaua jika Kalakaua sampai menolak. Merasa tidak punya pilihan lain, Kalakaua pun terpaksa mengalah & setuju untuk meresmikan RUU tersebut menjadi konstitusi baru Kerajaan Hawaii.
Karena RUU ini disahkan di bawah ancaman pemberontakan bersenjata, undang-undang tersebut kelak juga dikenal dengan nama "Konstitusi Bayonet" (bayonet adalah nama dari sejenis pedang pendek yang dipasang pada moncong senapan).
Masih di tahun yang sama, Kalakaua juga setuju untuk memberikan hak eksklusif kepada AS untuk menggunakan pelabuhan militer yang merupakan cikal bakal Pearl Harbor yang legendaris.
Tahun 1891, Kalakaua meninggal dunia & digantikan oleh saudarinya yang bernama Liliuokalani.
Begitu mulai berkuasa, ratu Liliuokalani memiliki rencana untuk menciptakan konstitusi baru sebagai pengganti Konstitusi Bayonet yang menurutnya kurang adil. Dalam rancangan konstitusi versi Liliuokalani ini, kekuasaan raja atau ratu Hawaii bakal kembali diperluas & orang-orang pribumi Hawaii bakal diberikan hak suara dalam pemilu. Bak petir di siang bolong, rencana Liliuokalani ini langsung mengundang amarah & kekhawatiran dari orang-orang keturunan Eropa di Hawaii.
Pada tanggal 17 Januari 1893, sejumlah milisi keturunan Eropa yang dibantu oleh 162 personil angkatan laut AS mengepung Istana Iolani di Honolulu untuk memaksa ratu Liliuokalani turun dari tahtanya. Untuk mencegah timbulnya kerusuhan, Liliuokalani menuruti keinginan mereka dan membiarkan dirinya dijadikan tahanan rumah.
Pasca peristiwa ini, para personil Liga Hawaii kemudian mendirikan badan pemerintahan sementara. Barikade-barikade yang terbuat dari timbunan karung pasir juga didirikan di sekitar bangunan-bangunan pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan aksi balas dendam dari para pendukung Liliuokalani.
John L. Stevens selaku Menteri AS untuk Hawaii yang ikut terlibat dalam kudeta Liliuokalani kemudian mengirimkan surat kepada pemerintah AS supaya Hawaii segera dijadikan wilayah AS yang baru. Namun saat Grover Cleveland dilantik menjadi presiden AS yang baru pada pada tahun 1893, ia malah memecat Stevens dari posisinya & mengirimkan komisaris khusus untuk menganalisa situasi di Hawaii.
Komisaris tersebut kemudian melaporkan kalau ratu Kerajaan Hawaii digulingkan secara paksa dan mayoritas penduduk asli Hawaii tidak menyetujui peristiwa tersebut. Cleveland lantas meminta supaya Liliuokalani kembali dibiarkan memimpin Kerajaan Hawaii. Namun bukannya menurut, para pelaku kudeta justru lebih memilih untuk mendirikan negara baru yang bernama "Republik Hawaii" pada tahun 1894.
Di tempat lain, begitu mengetahui kalau pemerintah AS tidak merestu penggulingan Liliuokalani dari tahtanya, sisa-sisa pendukung Kerajaan Hawaii kemudian berkomplot untuk membubarkan Republik Hawaii lewat jalur perlawanan bersenjata.
Perlawanan yang dimaksud akhirnya meletus pada bulan Januari 1895, di mana peristiwa ini juga dikenal sebagai "Kontra Revolusi Hawaii" (Hawaiian Counter-Revolution). Namun berkat kesigapan para personil keamanan Republik Hawaii, pemberontakan tersebut dengan cepat berhasil ditumpas.
Pasca peristiwa ini, Liliuokalani yang masih menjalani tahanan rumah kemudian setuju untuk meletakkan mahkotanya secara resmi supaya para pengikutnya memperoleh pengampunan hukum. Peristiwa ini sekaligus menandai bubarnya Kerajaan Hawaii secara resmi.
IDRIS BOUFAKAR
Baca juga : Lava dari Gunung Berapi Hawaii Timbulkan Awan Beracun