TEMPO.CO, Jakarta -
Hawaii adalah nama dari gugus kepulauan milik Amerika Serikat yang terletak di tengah-tengah Samudera Pasifik.
Selain ada pangkalan militer yang bercokol di Guam, Hawaii punya panorama banyak pantai dan gunung nan mempesona. Dan bulan Juli adalah momentum penting ratusan tahun silam bagi warga pribumi Hawaii, kaum Eropa dan pendatang lainnya.
Kedatangan Armada Laut Amerika Serikat ke Kerajaan Hawaii
Melansir buku Queen, Empress, and Concubine karya Claudia Gold, pada 17 Januari 1893, armanda Angkatan Laut Amerika USS Boston beserta Marinir Amerika dan kapal-kapal swasta lainnya mendarat di Hawaii.
Menteri AS John L. Stevens mendarat juga di Honolulu Harbor dan bersama dengan pengusaha Amerika. Kerajaan Hawaii pun tak lama kemudian dikudeta para pebisnis AS. Yakni dengan bantuan armada AL dan Marinir Amerika Serikat.
Hawaii pun “diamankan" alias “dilindungi" oleh Amerika serikat. Kelompok liberal yang dianggap sebagai “Gerakan Reformis" yang ditunggangi oleh Sanford Dole ada dibelakang “pengamanan" Hawaii oleh Amerika itu. Dole adalah anak misionaris Amerika di Hawaii, pengacara lulusan Amerika yang juga dikenal sebagai cukong gula. Dia punya sepupu yang dikenal sebagai Raja Nanas di Hawaii.
Ratu Lili'uokalani yang dimakzulkan itu berusaha keras mengembalikan eksistensi Hawaii yang dicaplok orang-orang macam Dole. Dia menaruh harap para Presiden Amerika, meski dikecewakan oleh menteri-menteri Amerika Serikat ketika dirinya mendatangi ibukotanya.
“Ketika (Presiden Amerika) Grover Claveland mengetahui mayoritas penduduk Hawaii menentang kudeta, ia menentang pencaplokan dan meminta kedudukan Sang Ratu dikembalikan. Dole dan pemerintahan sementaranya mengabaikannya; pada 1894 mereka memproklamasikan Republik Hawaii Merdeka. Lili'uokalani pun sia-sia memprotes ke Amerika Serikat dan Inggris tetapi ia diabaikan; republik baru diakui oleh negara-negara asing," tulis Claudia Gold.
Tahun berikutnya, 1894, sang ratu merancang sebuah plot pemberontakan di Hawaii. Sayangnya, aksinya gagal dan dia pun jadi tahanan rumah di rumahnya, yang bekas Istana Kerajaan Hawaii. Tak lupa dia dipaksa mengakui Sanford Dole sebagai kepala negara Hawaii.
Tahun 1898, Amerika mencaplok Hawaii untuk jadi bagian dari Amerika, sebagai negara bagian ke-50. Sanford Dole pun turun posisi menjadi Gubernur Amerika pertama di sana.
Hingga kematiannya di tahun 1917, Ratu Liliuokalani yang termakzulkan masih berupaya mencari dukungan demi mengembalikan kerajaan Hawaii.
Dominasi Pebisnis Kulit Putih
Sebelumnya, saat jumlah pebisnis kulit putih keturunan Eropa yang beroperasi di Hawaii semakin banyak, mereka merasa kian berani untuk bertindak semaunya demi kepentingan mereka sendiri. Terlebih lagi karena para pebisnis tersebut juga mendapat dukungan dari negara asalnya yang berharap bisa menjadikan Hawaii berada di bawah pengaruhnya.
Sebagai contoh, sejak raja Kalakaua mulai bertahta pada tahun 1874, ia terpaksa membiarkan 4/5 lahan subur di Hawaii berada di bawah kendali pebisnis asing setelah dirinya meneken perjanjian dagang dengan AS.
Kalakaua sendiri sebenarnya juga enggan disetir oleh orang-orang keturunan Eropa sepenuhnya. Ia mencoba membatasi hak-hak politik para imigran keturunan Eropa di Hawaii da mengubah Kerajaan Hawaii menjadi monarki absolut. Namun ia gagal mendapatkan simpati dari rakyatnya sendiri karena ia menghambur-hamburkan uang kerajaan untuk membangun istana baru.
Rasa tidak suka orang-orang keturunan Eropa kepada Kalakaua kian menjadi-jadi karena ia dirumorkan menerima uang sogokan sebanyak 155.000 dollar dari para pebisnis Cina supaya bisa memasarkan opium atau candu di Hawaii. Sebagai cara untuk mencegah Kalakaua bertindak lebih jauh, pada tahun 1887 sejumlah politikus keturunan Eropa yang berasal dari Liga Hawaii membuat rancangan konstitusi undang-undangnya sendiri dan meminta supaya Kalakaua menanda tanganinya.
Dalam RUU baru, kekuasaan Raja Hawaii akan...