Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

India Borong Minyak Rusia, Sanksi Barat Jadi Sia-Sia?

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Presiden Rusia, Vladimir Putin (kiri) dan Perdana Menteri India, Narendra Modi (kanan) saat keduanya bertemu di New Delhi pada Kamis malam, 4 Oktober 2018 waktu setempat, untuk kerja sama 20 bidang. Indian Express
Presiden Rusia, Vladimir Putin (kiri) dan Perdana Menteri India, Narendra Modi (kanan) saat keduanya bertemu di New Delhi pada Kamis malam, 4 Oktober 2018 waktu setempat, untuk kerja sama 20 bidang. Indian Express
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya Barat menghentikan impor minyak dari Rusia sebagai sanksi agar Presiden Vladimir Putin menghentikan agresinya ke Ukraina, tampaknya akan sia-sia. Hal ini karena India menggantikan posisi mereka dan meningkatkan pembelian dari Moskow.

India membeli lebih banyak minyak mentah Rusia sementara pemerintah mencari cara untuk melindungi perusahaan minyak domestik dari hukuman jika mereka melanggar sanksi.

Hasilnya adalah lompatan besar dalam volume minyak dari Rusia. Pada Mei, India mengimpor 819.000 barel per hari, dari 277.000 pada April dan 33.000 tahun lalu. Rusia sekarang menjadi pemasok terbesar kedua minyak ke India, menggantikan Arab Saudi, di bawah Irak.

Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat telah memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari. Sementara New Delhi telah menyerukan gencatan senjata segera di Ukraina, meski tidak secara eksplisit mengutuk invasi tersebut, yang Rusia katakan sebagai "operasi militer khusus".

Seorang pejabat pemerintah India mengatakan bahwa India berencana untuk melanjutkan pembelian minyak Rusia, dengan harga diskon yang sekarang semakin kecil. "Jika India berhenti membeli minyak dari Rusia, seluruh dunia akan mengejar potongan minyak yang sama dan itu akan semakin mendongkrak harga minyak," katanya.

Pejabat pemerintah mengatakan alasan utama India membeli minyak mentah Rusia adalah komersial.

Setelah China, India melakukan lebih dari negara mana pun untuk mengkompensasi penurunan permintaan minyak Rusia dari tempat lain, merusak upaya Barat untuk mengisolasi Moskow dan mempercepat berakhirnya perang di Ukraina.

Para pejabat mengatakan New Delhi ingin menghindari mengulangi kesalahan masa lalu: mematuhi sanksi terhadap Iran dan mengurangi impor minyak, hanya untuk melihat saingan regional utamanya, China, tidak terkena sanksi meski memborong minyak Iran sehingga diuntungkan secara ekonomi.

"India memiliki sikap bahwa jika China membeli, mengapa kami  tidak?" kata Robin Mills, kepala eksekutif konsultan energi Qamar Energy.

"India tidak ingin berada di posisi yang sama lagi ketika China terus membeli minyak Iran dan India menghentikannya."

Sementara pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi menghargai hubungan baik dengan Washington dan Barat, para pejabat India mengatakan bahwa kebutuhan domestik adalah yang utama dan berpendapat bahwa Rusia telah menjadi teman yang lebih baik daripada Amerika Serikat dalam kerjasama energi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kebutuhan ekonomi juga berada di balik pergeseran tersebut. Penyulingan India telah membeli minyak Rusia dengan biaya lebih rendah meskipun diskon sekarang menyusut.

Menteri energi India Hardeep Singh Puri sering menyalahkan OPEC karena menahan minyak dari pasar, dan mengatakan harga tinggi tidak baik untuk produsen atau konsumen. "Kita harus menjaga kepentingan kita sendiri," kata Puri bulan lalu.

Presiden AS Joe Biden menggambarkan respons kebijakan energi India terhadap krisis Ukraina sebagai "agak goyah".

Pejabat India membantah bahwa apa yang dilakukan produsen minyak India adalah ilegal dan beberapa negara Eropa masih membeli minyak dan gas Rusia. Eksekutif di kilang milik negara dan swasta tidak mengharapkan pembelian minyak mentah Rusia melambat dalam waktu dekat.

Bulan lalu, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengajukan pertanyaan di sebuah konferensi: "Mengapa uang dan dana India yang berasal dari India dianggap mendanai perang (di Ukraina), sedangkan Eropa juga membeli gas dari Rusia?"

Mengacu pada sanksi AS terhadap minyak mentah Iran dan Venezuela, dia mengatakan, "Mereka (Eropa dan AS) telah memeras setiap sumber minyak lain yang kami miliki dan kemudian mengatakan Anda tidak akan pergi ke pasar dan mendapatkan kesepakatan terbaik untuk rakyat; itu bukan pendekatan yang adil".

Hubungan India dan Amerika Serikat juga dekat. Washington menawarkan untuk menjual lebih banyak peralatan pertahanan dan minyak ke India, misalnya, dan New Delhi bergabung dengan kemitraan perdagangan yang dipimpin AS Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik untuk Kemakmuran.

India juga anggota aliansi Quad, yang menghubungkannya dengan Amerika Serikat, Jepang, dan Australia. India juga menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Australia, pembicaraan yang awalnya dimulai pada 2011.

Namun masalah minyak, tampaknya adalah urusan lain bagi India.

Reuters

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

3 jam lalu

Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken di Washington Sabtu dini hari. SPA
Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.


Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

3 jam lalu

Para pengunjuk rasa berkumpul di sudut Grove dan College Streets setelah sebuah perkemahan di Beinecke Plaza dibubarkan.  Demonstran pro-Palestina menyerukan Yale untuk menarik investasi dari produsen senjata militer, di New Haven, Connecticut, AS, 22 April 2024. REUTERS/Melanie Stengel
Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.


Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

8 jam lalu

Para pengunjuk rasa yang mendukung warga Palestina di Gaza dan para pengunjuk rasa pro-Israel bentrok selama demonstrasi di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Universitas California Los Angeles (UCLA) di Los Angeles, California, AS 28 April. 2024. REUTERS/David Swanson
Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.


Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

9 jam lalu

Para pengunjuk rasa yang mendukung warga Palestina di Gaza dan para pengunjuk rasa pro-Israel bentrok selama demonstrasi di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Universitas California Los Angeles (UCLA) di Los Angeles, California, AS 28 April. 2024. REUTERS/David Swanson
Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina


AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

9 jam lalu

Pengunjuk rasa anti-pemerintah melancarkan demonstrasi berkepanjangan yang menyerukan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengundurkan diri. REUTERS
AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza


Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

9 jam lalu

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak. Foto: Canva
Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.


Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

11 jam lalu

Umat Muslim berdoa sebelum mereka makan makanan berbuka puasa di sebuah toko baju, selama bulan puasa Ramadan di kawasan tua Delhi, India, 29 Maret 2024. REUTERS/Anushree Fadnavis
Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.


Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

12 jam lalu

Kosmonot Roscosmos, Sergey Prokopyev dan Dmitry Petelin melakukan perjalanan luar angkasa di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), 17 November 2022. Roscosmos/Handout via REUTERS
Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.


Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

22 jam lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat, Ahad, 21 April 2024. Sumber: Instagram @smindrawati
Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.


Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

23 jam lalu

Ilustrasi flu burung. REUTERS/Sebastian Castaneda
Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung