TEMPO.CO, Jakarta - Seorang bekas pemilik rumah duka di Colorado, AS, mengaku bersalah atas tuduhan jaksa federal telah menipu kerabat orang mati dengan membedah mayat anggota keluarga mereka dan menjual organ tubuh tanpa izin. Praktik curang ini terungkap dalam laporan investigasi Reuters 2018.
Megan Hess, yang mengoperasikan rumah duka bernama Sunset Mesa dan bisnis bagian tubuh manusia bernama Donor Services dari gedung yang sama, mengajukan pembelaan atas tuduhan penipuan pada sidang di hadapan Hakim AS Gordon Gallagher di Grand Junction, Colorado, Selasa, 5 Juli 2022.
Gallagher menjadwalkan Hess, yang sebelumnya mengaku tidak bersalah, untuk dijatuhi hukuman pada Januari, dengan tuntutan 12 hingga 15 tahun penjara.
Hess, 45 tahun, mengakui bahwa melalui rumah dukanya, yang terletak di kota Montrose di bagian barat negara bagian itu, dia menipu setidaknya selusin keluarga yang mencari layanan kremasi untuk kerabat yang meninggal.
Alih-alih mengkremasi mayat, catatan pengadilan menunjukkan, perusahaan pialang tubuhnya menjual bagian dari tubuh mayat, sebagian besar untuk pelatihan bedah dan tujuan pendidikan lainnya.
Hess dijadwalkan diadili dalam tiga minggu bersama ibunya, Shirley Koch, yang sebelumnya juga mengaku tidak bersalah. Sidang perubahan pembelaan Koch dijadwalkan pada 12 Juli.
Setelah Asisten Jaksa AS Jeremy Chaffin membuat rekomendasi hukumannya, pengacara Hess, Dan Shaffer, mendesak hukuman yang lebih ringan sekitar dua tahun penjara.
Selama persidangan, hakim meminta Hess untuk menjelaskan dengan kata-katanya sendiri kejahatan yang dia lakukan. Hess awalnya menyebut seluruh urusan itu sebagai "parodi hukum." Ketika didorong oleh hakim, Hess setuju dengan jaksa bahwa dia menipu korbannya, meskipun dia menolak untuk menjelaskan secara rinci.
Dua anggota keluarga dan satu teman almarhum yang bagian tubuhnya dijual tanpa izin oleh Hess berbicara di persidangan. Mereka mengatakan kepada hakim bahwa mereka masih terguncang secara emosional dari episode tersebut dan ingin mempelajari lebih detail tentang apa yang terjadi,
Untuk meningkatkan penjualan, Hess menargetkan keluarga miskin dan rentan saat mereka bergulat dengan hari-hari terakhir kerabat.
Menjual organ seperti jantung, ginjal, dan tendon untuk transplantasi adalah ilegal di Amerika Serikat. Tetapi penjualan mayat dan bagian tubuh untuk digunakan dalam penelitian atau pendidikan, seperti dilakukan Hess, tidak diatur oleh undang-undang federal.
Hess menagih keluarga hingga $1.000 untuk kremasi yang tidak pernah terjadi, kata jaksa, dan dia juga menawarkan kremasi gratis kepada orang lain dengan imbalan sumbangan tubuh. Banyak keluarga menerima abu dari tempat sampah yang dicampur dengan sisa-sisa mayat yang berbeda, kata pihak berwenang, dan satu klien menerima campuran beton alih-alih abu kerabat.
Agen FBI menemukan bahwa Hess memalsukan lusinan formulir persetujuan donor tubuh. Dalam dokumen pengadilan, seorang mantan karyawan menuduh Hess menghasilkan $ 40.000 dengan mengekstraksi dan menjual gigi emas dari beberapa orang yang meninggal, sebuah tuduhan yang pertama kali terungkap dalam laporan Reuters 2018.
Serial Reuters mengungkap aksi Sunset Mesa dan Donor Services. Mantan pekerja mengatakan kepada Reuters tentang praktik yang dipertanyakan di fasilitas itu, termasuk pemotongan tubuh tanpa sepengetahuan atau persetujuan keluarga.
Sekitar sebulan setelah berita Reuters, FBI menggerebek perusahaan itu dan regulator negara menutup rumah duka dan krematorium. Jaksa federal mendakwa Hess dan Koch pada tahun 2020.