TEMPO.CO, Jakarta -Sejak Thailand legalisasi ganja pada 9 Juni 2022, truk penjual ganja di Bangkok menjadi lokasi populer bagi turis asing maupun penduduk lokal. "Amnesia", "Jack Haze", dan "Night Nurse" adalah beberapa jenis ganja yang dijual di truk pop-up di Bangkok.
Keira Gruttner, seorang pelanggan berusia 32 tahun dari Kanada, termasuk di antara turis yang mengantre di truk pop-up warna hijau di surga wisata Khaosan Road. Para staf terlihat menimbang dan mengemas kuncup dan daun ganja yang dihancurkan.
"Saya pikir ini akan membawa orang-orang dari negara-negara yang tidak melegalkan ganja. Dan bisa menjadi daya tarik pariwisata lain bagi orang-orang," katanya.
Truk, yang terletak di daerah Bangkok yang populer di kalangan backpacker, dijual seharga 700 baht atau Rp294 ribu per gram. Para staf mengatakan obat itu dapat memengaruhi pengguna dengan berbagai cara seperti membantu mereka tidur lebih nyenyak atau mengurangi kecemasan.
Turis asing lainnya, Kentaro Kajima, menggambarkan pembeliannya sebagai "mimpi yang menjadi kenyataan" saat berdansa dengan seorang teman di depan truk.
Thailand pekan lalu menjadi negara Asia pertama yang melegalkan pertumbuhan ganja dan konsumsi dalam makanan dan minuman. Negara di Asia Tenggara, yang secara tradisional menggunakan ganja untuk menghilangkan rasa sakit dan kelelahan, melegalkan ganja medis pada 2018.
Pemerintah Thailand berharap langkah itu akan membantu sektor pertanian dan penelitian medis ekonomi. Namun, merokok ganja di tempat umum dapat melanggar undang-undang kesehatan, dan parlemen masih memperdebatkan rancangan undang-undang peraturan ganja.
Baca juga: Thailand Legalkan Ganja, Satu Orang Tewas karena Overdosis
SUMBER: ASIAONE