TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joe Biden mengatakan pada Jumat, 10 Juni 2022, bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak ingin mendengar peringatan Amerika Serikat menjelang invasi Rusia ke negara tersebut. Rusia memulai invasinya ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
"Saya tahu banyak orang mengira saya melebih-lebihkan," kata Joe Biden pada resepsi penggalangan dana di Los Angeles. Ia merujuk pada peringatan sebelumnya tentang kemungkinan serangan Rusia. "Tapi saya tahu kami punya data untuk itu (penilaian)," ujarnya di depan wartawan.
"(Presiden Rusia Vladimir Putin) akan pergi ke perbatasan dengan Ukraina, tak diragukan lagi. Namun Volodymyr Zelenskyy tidak ingin mendengarnya, begitu pula banyak orang. Saya mengerti mengapa mereka tidak ingin mendengarnya, tapi Putin masuk ke Ukraina," ujarnya.
Amerika Serikat mulai meningkatkan alarm atas persiapan Rusia untuk melakukan invasi ke Ukraina jauh sebelum Putin mengumumkan operasi khusus ke negara itu pada 24 Februari. Namun banyak negara-negara di Eropa tak percaya terhadap peringatan AS itu. Eropa menyebut AS terlalu mengkhawatirkan Rusia.
Serangan Rusia ke Ukraina telah berlangsung selama hampir empat bulan. Saat berbicara melalui virtual di forum Asia, Sabtu, 11 Juni 2022, Zelensky mengatakan perang Rusia Ukraina berpengaruh pula terhadap masa depan tatanan internasional. Ia mengatakan agar negara-negara tak menghentikan bantuan ke Ukraina.
"Saya berterima kasih atas dukungan Anda, tetapi dukungan ini tidak hanya untuk Ukraina, tetapi juga untuk Anda," katanya. "Di medan perang Ukraina, aturan masa depan dunia sedang diputuskan," ujarnya.
Dia mencatat bahwa Rusia memblokir pelabuhan di Laut Hitam dan Laut Azov. Akibatnya ekspor makanan dari Ukraina ke pasar dunia, berhenti. "Itu menyakitkan tidak hanya Ukraina, tetapi seluruh dunia," katanya.
Akibat blokade Rusia, dunia menghadapi krisis pangan yang akut dan parah serta kelaparan di banyak negara di Asia dan Afrika. Dia juga mengaitkan kenaikan harga komoditas dengan perang di negaranya.
Berbicara kepada 575 delegasi dari 40 negara, Zelensky mengatakan tak berniat menyerang wilayah Rusia. "Harap diingat perang sedang dilancarkan di tanah kami. Orang-orang di Ukraina sekarat. Kami tidak ingin pergi ke tanah Rusia," katanya.
Duta Besar Ukraina untuk Singapura, Kateryna Zelenko, menekankan pentingnya bantuan tambahan. “Kami mengerti itu akan memakan waktu, tetapi waktu adalah apa yang tidak kami miliki,” katanya.
Baca: Zelensky Puji Inggris: Beri Ukraina Senjata yang Benar-Benar Tepat
REUTERS | NDTV