TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Rusia di ambang mengambil kendali penuh atas kota industri timur Sievierodonetsk pada Rabu, 1 Juni 2022, ketika Amerika Serikat mengatakan akan memberi Ukraina roket canggih untuk membantu memaksa Moskow merundingkan diakhirinya perang.
Presiden Joe Biden mengatakan Amerika Serikat akan memberi Ukraina sistem roket dan amunisi yang lebih canggih sehingga dapat "lebih tepat menyerang sasaran utama di medan perang".
“Kami telah bergerak cepat untuk mengirimi Ukraina sejumlah besar persenjataan dan amunisi sehingga dapat bertarung di medan perang dan berada dalam posisi terkuat di meja perundingan,” tulis Biden dalam sebuah opini di New York Times.
Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan persenjataan yang disediakan akan mencakup Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (HIMARS), yang menurut kepala angkatan bersenjata Ukraina sebulan lalu adalah "penting" untuk melawan serangan rudal Rusia.
Mengatasi kekhawatiran bahwa senjata semacam itu dapat menarik Amerika Serikat ke dalam konflik langsung dengan Rusia, pejabat senior pemerintah itu mengatakan, Ukraina memberikan jaminan bahwa rudal tidak akan digunakan untuk menyerang ke negara Rusia.
"Sistem ini akan digunakan oleh Ukraina untuk mengusir Rusia di wilayah Ukraina, tetapi mereka tidak akan digunakan pada target di wilayah Rusia," kata pejabat AS itu kepada wartawan.
Tak lama setelah keputusan AS diumumkan, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan nuklir Rusia mengadakan latihan di provinsi Ivanovo, timur laut Moskow, kantor berita Interfax melaporkan.
Sekitar 1.000 prajurit melakukan manuver intens menggunakan lebih dari 100 kendaraan termasuk peluncur rudal balistik antarbenua Yars, kata kementerian itu.
Tidak disebutkan keputusan AS untuk memasok senjata baru dalam laporan Interfax.
Janji senjata terbaru AS untuk Ukraina - di luar peralatan senilai miliaran dolar yang sudah dikirimkan termasuk rudal anti-pesawat dan drone - datang ketika Rusia meningkatkan serangannya untuk merebut wilayah Donbas timur.
Pasukan Rusia kini telah menguasai sebagian besar kota industri timur Sievierodonetsk di Luhansk, salah satu dari dua provinsi di Donbas, kata Gubernur regional Serhiy Gaidai pada Selasa.
Hampir semua infrastruktur penting di Sievierodonetsk telah hancur dan 60% perumahan rusak tidak dapat diperbaiki, katanya. Penembakan Rusia telah membuat pengiriman bantuan atau evakuasi warga sipil menjadi tidak mungkin.
Kemenangan Rusia di Sievierodonetsk dan kota kembarnya Lysychansk di seberang sungai Siverskyi Donets akan membawa kendali penuh atas Luhansk, salah satu dari dua provinsi timur yang diklaim Moskow atas nama separatis.
Seorang pemimpin separatis pro-Moskow mengatakan proksi Rusia telah maju lebih lambat dari yang diharapkan untuk "menjaga infrastruktur kota" dan berhati-hati di sekitar pabrik kimianya.
Berikutnya: Spesifikasi HIMARS